Cerita Detik-detik Anggota Kopassus Pratu Asmujiono Taklukan Everest, Teriakan Komando di Puncak
Boukreev menceritakan bagaimana perjuangan prajurit-prajurit baret merah tersebut menaklukan puncak gunung tertinggi di dunia tersebut
Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
Dia berusaha meyakinkan Iwan untuk turun, tapi dia tidak mau.
Bisa dilihat bagaimana Iwan berjuang pantang mundur, terus mendaki keatas melalui Hillary Step.
Tidak satupun dari orang Indonesia ini bersedia untuk menyerah.
Saya merasa kuatir dengan persediaan tenaga mereka, karena mereka juga akan membutuhkannya untuk turun nanti.
Walaupun puncak tinggal kurang lebih 100m, demi keselamatan, saya berkata pada Iwan dan Asmujiono dan menasehatkan mereka untuk berbalik, dan turun.
Sekali lagi mereka menolak mentah-mentah!
Keadaan Iwan dan Asmujiono saat itu berjalan seperti robot, tapi tetap dalam keadaan konsentrasi penuh kearah puncak.
Akhirnya rombongan tersebut sampai di puncak, Anatoli Boukreev sampai duluan disusul Misirin dan Bashkirov.
Misirin terlihat jatuh diatas salju.
Tiba-tiba muncul Asmujiono melewati Misirin yang masih tergeletak diatas salju.
Dengan pandangan matanya yang selalu tertancap ke puncak Everest, dia berlari kecil seperti dibawah sadar dan gaya "Slow Motion" menuju tiang berkaki tiga yang penuh dengan bendera yang tanda sebagai puncak Everest, dan dia langsung memeluknya.
Dia menyingkirkan semua apa yang ada kepalanya dan langsung memakai Baret Merah keatas kepalanya, dia terus mengambil bendera dan mengibarkan Sang Saka Merah Putih di puncak Everest.
Asmujiono membuka kaca mata hitam dan masker yang mensuplai oksigen ke paru-parunya.
Tepat di puncak gunung tertinggi dunia, dia merentangkan bendera merah putih dan mengenakan baret merah Kopassus TNI AD.
"Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Komando!" teriak Asmujiono dengan dada sesak bangga bercampur haru.