Optimisme Dinas Pariwisata DIY Pulihkan Ekonomi Dari Sektor Wisata
Industri Pariwisata DIY sedang dalam tren positif. Selain tingginya wisatawan yang berkunjung ke DI Yogyakarta selama Mei 2022, tidak terjadi peningka
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Industri Pariwisata DIY sedang dalam tren positif. Selain tingginya wisatawan yang berkunjung ke DI Yogyakarta selama Mei 2022, tidak terjadi peningkatan kasus Covid-19 yang signifikan.
Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo mengatakan tren positif tersebut harus dijaga.
Sehingga pemulihan ekonomi DI Yogyakarta bisa bertumbuh dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Baca juga: Wabah PMK di Kulon Progo Meluas, Total Ada 74 Hewan Ternak yang Positif Terpapar
"Ini menjadi optimisme tentunya. Kedisiplinan masyarakat terutama pelaku wisata, vaksinasi juga bagus. Kemudian kemarin wisatawan tinggi namun berbanding terbalik dengan Covid-19. Ini harus dijaga terus, sehingga ekonomi tumbuh dari pariwisata dan ekonomi kreatif," katanya, Rabu (01/06/2022).
Selain wisatawan lokal, pihaknya juga tengah membidik wisatawan mancanegara. Menurut dia, selama pandemi Covid-19 pariwisata DIY berkutat pada wisatawan domestik saja.
Sehingga dengan penurunan kasus Covid-19, diharapkan membuka kran wisatawan asing.
"Pandemi kan sekarang sudah mulai terkikis ya, sehingga sekarang masa transisi dari pandemi ke endemi, dengan pelonggaran beberapa kebijakan. Misalnya pelonggaran persyaratan perjalanan luar negeri dan dalam negeri. Saya kira ini jadi angin segar," lanjutnya.
Ia menyebut perhelatan G20 di Indonesia, di mana DI Yogyakarta menjadi salah satu daerah yang menjadi venue juga menjadi ajang promosi. Mulai dari promosi pariwisata, budaya, pendidikan, hingga kesehatan.
Gelaran internasional tersebut merupakan sebuah investasi untuk menarik wisatawan asing datang ke DIY.
Baca juga: PSS Sleman Dijadwalkan Lakukan Laga Uji Coba Sabtu Mendatang
"Ini momentum bagus. Kalo dikalkulasi mungkin diambil dampak G20 tidak terlalu besar karena delegasi terbatas. Yang kami lihat bukan transaksi ini, tapi investasi ke depan. Menarik wisatawan asing ke Jogja," ujarnya.
"Didukung dengan penerbangan, saat ini bandara YIA ada penerbangan langsung Kuala Lumpur - YIA, kemudian Juni Singapura juga mulai. lalu Timur Tengah. Ini juga momentum untuk mengenalkan situasi Yogya, akomodasinya gimana, meeting facilities gimana," lanjutnya.
Namun demikian, yang tak kalah penting adalah membangun ekosistem pariwisata yang kondusif.
"Misalnya kemarin terjadi parkir liar, pungli di beberapa lokasi masih muncul, kasus becak. Ini jadi bagian yang perlu dibangun. Supaya kita punya frekuensi yang sama, jadi tuan rumah yang baik," imbuhnya. (maw)