DPP Kulon Progo Lakukan Penyemprotan Disinfektan Massal untuk Cegah PMK Meluas
Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Kulon Progo terus melakukan surveilans dan penyemprotan disinfektan secara massal pasca ditemukan
Penulis: Sri Cahyani Putri | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Sri Cahyani Putri Purwaningsih
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Kulon Progo terus melakukan surveilans dan penyemprotan disinfektan secara massal pasca ditemukan penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak di wilayahnya.
Upaya ini untuk mencegah penyebaran PMK di wilayah paling barat DIY semakin meluas.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo, Aris Nugroho mengatakan surveilans terhadap hewan ternak dilakukan baik di lokasi sentra produksi dan penampungan hewan kurban.
Sedangkan penyemprotan cairan desinfektan dilakukan secara massal di luar wilayah temuan PMK. Dengan menggunakan tenaga petani. Upaya yang dilakukan untuk mencegah penyebaran PMK ke hewan ternak lainnya.
Baca juga: Delegasi G20 Disuguhi Proses Pembuatan Wayang Kulit
"Harapannya bukan mobilisasi rekan-rekan. Tapi kegiatan masif ke petani. Mobilisasi dari luar dikhawatirkan ada yang menempel sehingga bahaya. Untuk itu menggunakan tenaga petani," katanya saat ditemui di Aula Adikarto, Kompleks Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Selasa (17/5/2022).
Selain itu, pemantauan terus dilakukan terhadap hewan ternak yang ada di satu lokasi temuan PMK. Meski seekor sapi yang masih hidup diisolasi di kandang tersendiri.
Hingga saat ini, Aris menyatakan temuan PMK di Kulon Progo masih 2 kasus. Yakni seekor kambing dan seekor sapi.
Adapun kambing dilaporkan mati pada Sabtu (14/5/2022) malam. Sebelum dikuburkan, bangkai kambing terlebih dulu disemprot desinfektan dan dibakar. Sementara kondisi sapi diklaim semakin membaik.
Dia juga mengimbau kepada masyarakat agar tidak panic selling. Dikarenakan PMK tidak menularkan ke manusia dan bisa disembuhkan. Meski penularan PMK ke sesama hewan ternak sangat cepat.
Baca juga: Sebanyak 518 Sapi di Pasar Hewan Prambanan Diperiksa, Ini Kata Bupati Klaten Sri Mulyani
Angka kematian hewan ternak yang tertular PMK terbilang kecil.
"Kalau ada gejala tetap laporkan ke kita. Akan dilaksanakan pemeriksaan dan pengambilan sampel untuk dikirim ke laboratorium Balai Besar Veterinir (BBVet) Wates," ucapnya.
Terpisah Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo, Drh Drajat Purbadi menambahkan seekor sapi yang tertular PMK masih dalam perawatan.
"Yang terkena PMK, terapi suportif dengan pemberian vitamin, penurunan panas dengan antibiotik. Adapun lesi di mulut dan kuku diberi yodium povidone," pungkasnya. (scp)