Pelaku Wisata di Gunungkidul Diminta Pasang Tarif sebagai Informasi Harga Bagi Wisatawan
Salah satunya terkait tarif jasa wisata, Kepala Dispar Gunungkidul Mohamad Arif Aldian meminta pelaku usaha menunjukkan tarif secara jelas.
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Momen libur Lebaran ini menjadi kesempatan bagi para pelaku wisata untuk mendulang pendapatan.
Meski demikian, Dinas Pariwisata (Dispar) Gunungkidul meminta agar tidak ada aksi yang bisa merugikan wisatawan.
Salah satunya terkait tarif jasa wisata, Kepala Dispar Gunungkidul Mohamad Arif Aldian meminta pelaku usaha menunjukkan tarif secara jelas.
Baca juga: Menjelang Puncak Arus Balik, KAI Daop 6 Yogyakarta Imbau Pemudik Datang ke Stasiun Lebih Awal
"Penyedia jasa wisata wajib menunjukkan harga secara jelas," kata Arif pada wartawan, Jumat (06/05/2022).
Imbauan ini pun sudah dipublikasikan lewat Surat Edaran (SE) Kadispar Gunungkidul Nomor 003/392.
Isinya tentang imbauan pada pelaku wisata selama masa libur Idulfitri 1443 Hijriah.
Arif tak menampik jika masa liburan memicu kenaikan harga, terutama pada bahan pokok.
Namun ia tetap meminta jangan sampai situasi tersebut merugikan pengunjung yang datang.
"Kalau mau menaikkan harga, cukup sampai ke tingkat wajar, dan harus ditunjukkan di menu," ujarnya.
Arif juga mengimbau pelaku wisata tetap mematuhi aturan protokol kesehatan (prokes) yang ditetapkan pemerintah.
Antara lain membatasi jumlah kunjungan maksimal 75 persen, mengikuti aturan PPKM Level 2.
Imbauan pun turut diberikan pada pengelola parkir di tempat wisata.
Mereka diminta untuk berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan (Dishub) agar karcis parkir digunakan sesuai aturan, termasuk soal tarifnya.
"Serta tidak boleh memaksakan parkir kendaraan pengunjung di bahu jalan, karena akan mengganggu lalu lintas," kata Arif.
Baca juga: Cerita Lulu Warga Yogya yang Rumahnya Luluh Lantak Karena Puting Beliung: Alat Dapur Beterbangan
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Gunungkidul Sunyoto sebelumnya mengungkapkan bahwa terjadi kenaikan harga terhadap tarif penginapan.
Namun kondisi itu terjadi karena tingkat okupansi yang tinggi.
Namun untuk rumah makan yang berada di tempat wisata, ia mengklaim harga menu makanan secara umum tidak berubah.
Ia pun tak menampik saat ini rumah makan di Gunungkidul juga dibanjiri wisatawan.
"Memang harga bahan pokok saat ini sedang naik, tapi untuk harga menu makanan di restoran rata-rata tidak berubah," kata Sunyoto. (alx)
