Hujan Lebat Tak Surutkan Nelayan di Bantul Tetap Melaut
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Bantul, Suyanto, mengatakan bahwa hujan tidak menjadi nelayan untuk melaut.
Penulis: Santo Ari | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Wilayah DIY dalam beberapa hari terakhir dilanda hujan cukup lebat, termasuk di wilayah Kabupaten Bantul.
Meski kerap turun hujan, nelayan di Kabupaten Bantul tetap melaut untuk menangkap ikan.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Bantul, Suyanto, mengatakan bahwa hujan tidak menjadi nelayan untuk melaut.
Namun ia mengakui bahwa yang mempengaruhi tangkapan ikan adalah kondisi gelombang tinggi dan angin kencang.
Dengan kondisi itu, nelayan akan kerepotan ketika meluat.
Suyanto menyatakan, bahwa saat ini kecepatan angin sekitar 20 knot.
Kecepatan itu terbilang sedang, sehingga hanya ada beberapa nelayan yang mencari ikan di laut.
"Ada nelayan yang memang berani berangkat dengan menghadapi kecepatan angin segitu. Kalau yang tidak berani ya tidak melaut," ujarnya Kamis (31/3/2022).
Adapun nelayan berangkat melaut mulai pukul 05.00 dan akan mencari ikan selama tujuh jam dan pulang 12.00 WIB.
Ia mengungkapkan setidaknya saat ini ada tujuh perahu yang meluat, dan masih banyak nelayan yang takut melaut karena kondisi cuaca yang tidak bersahabat.
"Sementara jika nelayan melaut, biasanya akan membawa pulang ikan sekitar 50-60 kilogram," imbuhnya.
Adapun jenis ikan yang paling banyak ditangkap saat ini adalah ikan bawal putih dan ikan pelagis.
Jenis ikan pelagis antara lain ikan layang atau ikan kembung. Selain itu juga ada ikan tenggiri dan ikan layur.
"Untuk harga ikan layur mencapai Rp 38 ribu per kilogram. Yang paling mahal ya harga ikan bawal putih per delapan ons bisa mencapai Rp450 ribu," ungkapnya.
Salah satu ancaman nelayan adalah angin yang menyebabkan gelombang tinggi.
Pada pekan kemarin terdapat perahu nelayan Pantai Kuwaru Kalurahan Poncosari, Kapanewon Srandakan, yang terbalik dihantam gelombang tinggi.
Beruntung tak ada jatuh korban dalam peristiwa tersebut, namun perahu milik nelayan tersebut harus patah menjadi dua karena dihantam gelombang setinggi 4-5 meter. (*)