Gunung Merapi Luncurkan 2 Kali Guguran Lava Pijar, Jarak Luncur Maksimal 1 Km ke Barat Daya
Aktifitas Gunung Merapi terpantau masih cukup tinggi. Enam jerakhir tercatat ada dua kali luncuran lava pijar mengarah ke barat daya
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Gunung Merapi mengeluarkan 2 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1 Km ke barat daya, Sabtu (19/3/2022).
Hal tersebut teramati dalam pengamatan selama enam jam mulai pukul 00.00-06.00 WIB oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
Kepala BPPTKG, Hanik Humaida mengatakan dari pemantauan pihaknya, juga tercatat terjadi gempa guguran sebanyak 15 kali dengan amplitudo 3-35 mm berdurasi 22-142 detik.
Hybrid/Fase Banyak terjadi satu kali dengan amplitudo 3 mm, S-P 0,4 detik berdurasi 6 detik.
Vulkanik dangkal berjumlah 1 kali dengan amplitudo 44 mm berdurasi 12 detik.
“Tingkat Aktivitas Gunung Merapi saat ini berada di level III atau siaga,” katanya.
Baca juga: Update Gunung Merapi 17 Maret 2022, 10 Kali Luncurkan Guguran Lava Pijar
Sementara secara meteorologi, cuaca berawan dan mendung.
Angin bertiup lemah ke arah barat. Suhu udara 14-22 °C, kelembaban udara 74-98 %, dan tekanan udara 566-716 mmHg.
“Secara visual, gunung jelas, kabut 0-I, kabut 0-II, hingga kabut 0-III. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 20-50 m di atas puncak kawah,” katanya.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar G. Merapi.
“Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali,” tukasnya. (Tribunjogja)
--