Erupsi Gunung Merapi

Sekilas Cerita Suasana di Kalitengah Lor Saat Gunung Merapi Erupsi Malam Tadi

Ada 193 warga yang malam itu mengungsi ke tempat aman. Warga sudah teredukasi dan paham di mana harus berkumpul dan kapan harus menyelamatkan diri.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
istimewa
Suasana Warga Kalitengah Lor Mengungsi di Kalurahan Glagaharjo tadi malam. 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Jarum jam berada dipukul 23.00 WIB lewat ketika Tri Tukijo, warga Hargobinangun, Pakem, terbangun dari lelap tidurnya.

Staf logistik dan Kedaruratan BPBD Sleman itu terbangun karena handphone-nya terus berbunyi.

Setelah dibuka, Ia mendapat kabar dari Pusat Pengendalian Data dan Operasi (Pusdalops) bahwa rekaman seismograf menunjukkan aktivitas kegempaan Gunung Merapi meningkat. 

Butuh waktu 15 menit bagi Tri Tukijo untuk menyiapkan peralatan diri, sekaligus memastikan kembali apakah aktivitas vulkanik terus meningkat atau menurun.

Ternyata cenderung meningkat. 

Baca juga: Aktivitas Merapi Naik, Kapolda DIY Cek Posko Pengungsian di Kelurahan Kepuharjo Sleman

"Setelah menyiapkan peralatan dasar. Saya langsung pergi ke posko BPBD Pakem," kata dia, Kamis (10/3/2022). 

Di Posko, Ia telah ditunggu rekan-rekannya.

Skenario penyelamatan warga segera dilaksanakan.

Anggota dibagi dua tim.

Tim pertama meluncur ke Pangukrejo, Umbulharjo, sementara tim kedua bergerak ke Kalitengah Lor, Kalurahan Glagaharjo.

Tri berada di tim kedua.

Ia tiba di Padukuhan Kalitengah Lor menggunakan ambulans grand max sekira pukul 23.45 WIB. 

Saat itu, kondisi masyarakat sudah ramai berada di titik kumpul.

Sebagian lainnya sudah turun menyelamatkan diri ke Balai Kalurahan.

Ia bersama dibantu sejumlah relawan setempat memberi edukasi kepada masyarakat, supaya tidak panik dan menjauhi alur Sungai Gendol.

Baca juga: BPBD Magelang Sebut Peningkatan Aktivitas Gunung Merapi Belum Mengancam Pemukiman Warga

Beruntung tidak ada kepanikan berlebih.

Menurutnya, warga sudah teredukasi dan sangat paham di mana harus berkumpul dan kapan harus menyelamatkan diri. 
 
"Suasananya tenang. Alhamdulillah, tidak ada kepanikan semalam," kata dia.

Malam itu, warga mengungsi secara mandiri. Mereka berangsur turun ke Balai Kalurahan menggunakan kendaraan pribadi, mulai dari sepeda motor, mobil maupun truk.

Barang yang dibawa juga tidak banyak.

Mayoritas hanya membawa kebutuhan seperlunya dan tas siaga.

Tas siaga ini umumnya sudah disiapkan warga berisi surat-surat berharga seperti sertifikat tanah ataupun barang berharga. 

"Jadi, jika sewaktu-waktu ada perintah mengungsi, (tas siaga) tinggal langsung gendong," kata dia. 

Jarak luncuran awan panas guguran tadi malam lebih kurang sejauh 5.000 meter mengikuti alur Sungai Gendol.

Jarak tersebut, menurut Tri dekat sekali dengan pemukiman warga Kalitengah Lor

Bahkan, ujung guguran awan panas tersebut hanya berjarak sekira 200 - 300an meter dari pemukiman terdekat warga.

Karena itu, sebagian warga memilih untuk mengungsi ke tempat aman. 

Melihat suasana di Kalitengah Lor tenang, sekira pukul 01.00 WIB, Tri bergeser ke Kalurahan Glagaharjo untuk menjalin koordinasi.

Sejumlah warga rentan seperti lansia, Ibu hamil dan anak-anak menurutnya sudah menempati tempat pengungsian.

Baca juga: Hujan Abu Gunung Merapi Guyur Magelang, Warga Desa Paten Kesulitan Cari Pakan Ternak

Data BPBD Sleman yang diterima Tribunjogja.com , ada 193 warga yang malam itu mengungsi.

Rinciannya, lansia 38, anak dan balita 40, ibu hamil 1, dan dewasa 114 orang. 

Tri bertahan cukup lama di Balai Kalurahan Glagaharjo. Ia baru kembali ke Posko BPBD Kabupaten Sleman di Pakem sekira pukul 03.30 WIB.

Sementara warga pengungsi Gunung Merapi bertahan sepanjang malam.

Pagi harinya, mereka baru kembali pulang ke rumah masing-masing karena Aktivitas Gunung Merapi dinilai sudah landai. 

"Kalau pun ada guguran, sifatnya kecil. Apalagi banyak warga yang punya tanggungan ternak, jadi paginya sudah pada kembali pulang," kata dia. 

Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan BPBD Sleman , Bambang Kuntoro mengungkapkan, sebanyak 193 warga yang mengungsi mandiri ke Kalurahan Glagaharjo secara berangsur-angsur kembali pulang pada pagi harinya.

Warga yang mengungsi terakhir pulang ke rumah sekira pukul 06.30 WIB. 

Baca juga: Ratusan Warga Lereng Gunung Merapi Sempat Mengungsi, BPBD DIY: Lebih karena Faktor Psikologis

"Tadi pagi pukul 04.00 WIB yang dewasa sudah kembali ke rumah. Ibu-ibu dan anak-anak karena hujan sempat bertahan. Tapi sekarang sudah pada pulang," kata Bambang. 

Saat ini, Aktivitas Gunung Merapi dinilai sudah mulai melandai meskipun masih terjadi guguran dengan skala relatif kecil.

Meski demikian tetap waspada.

Sebab, gunung berapi di perbatasan DIY - Jateng itu berstatus siaga level 3.

BPPTKG memberikan rekomendasi potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas guguran pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer.

Kemudian pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer.

Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak gunung. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved