Update Berita Gunung Merapi
Update Gunung Merapi 19 Februari 2022, 6 Kali Lava Pijar Meluncur ke Barat Daya Pagi Ini
Gunung Merapi mengeluarkan enam kali lava pijar dengan jarak luncur maksimum 2000 meter ke barat daya, Sabtu (19/2/2022) .
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Gunung Merapi mengeluarkan enam kali lava pijar dengan jarak luncur maksimum 2000 meter ke barat daya, Sabtu (19/2/2022) .
Hal tersebut teramati dalam pengamatan selama enam jam oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi ( BPPTKG ) mulai pukul 00.00-06.00 WIB.
Kepala BPPTKG , Hanik Humaida mengatakan, secara meteorologi, cuaca cerah.
Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah timur.
Baca juga: Update Gunung Merapi 16 Februari 2022, Tak Ada Guguran Lava Pijar Maupun Awan Panas Pagi Ini
Suhu udara 14-21 °C, kelembaban udara 69-88 %, dan tekanan udara 567-716 mmHg.
“Secara visual, gunung jelas. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 50-100 m di atas puncak kawah,” katanya.
Gempa guguran terjadi sebanyak 45 kali dengan amplitudo 4-32 mm berdurasi 21-163 detik.
Hybrid/fase banyak terjadi sebanyak 2 kali dengan amplitudo 3-6 mm, S-P: 0,4-0,6 detik, durasi 7,4-9,1 detik.
“Tingkat aktivitas Gunung Merapi saat ini masih berada di level III atau siaga,” ujarnya.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya.
Cakupan potensi meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Baca juga: Gunung Merapi Masih Aktif, Desa-desa KRB III di Klaten Rutin Ronda Malam
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.
Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi .
“Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali,” tambahnya. ( Tribunjogja.com )