7 Minuman Herbal yang Berkhasiat untuk Tingkatkan Imunitas Tubuh di Masa Pandemi Covid-19

Beberapa jenis minuman herbal di bawah ini dipercaya berkhasiat menjaga sekaligus meningkatkan imunitas tubuh.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Muhammad Fatoni
pixabay.com
Ilustrasi Minuman Jahe 

TRIBUNJOGJA.COM - Pandemi Covid-19 belum juga berakhir di tanah air, bahkan di seluruh dunia.

Penyebaran Virus Corona di Indonesia pun dilaporkan masih terjadi secara masif dan menunjukkan tren peningkatan.

Satu upaya yang bisa dilakukan agar terhindar dari paparan Virus Corona adalah adalah dengan menjaga daya tahan atau imunitas tubuh.

Selain itu juga pola hidup sehat dan ditunjang dengan asupan makanan bergizi menjadi hal penting di kala pandemi Covid-19 seperti saat ini.

Menjaga daya tahan tubuh penting agar tidak mudah terserang virus ataupun sakit.

Beberapa jenis minuman herbal di bawah ini dipercaya berkhasiat menjaga sekaligus meningkatkan imunitas tubuh.

Berikut daftarnya seperti dilansir dari kompas.com :  

1. Jahe

Wedang Jahe
Wedang Jahe (IST)

Jahe (Zingiber officinale) diketahui memiliki banyak sekali khasiat dalam pencegahan dan pengobatan berbagai  penyakit.

Secara tradisional, jahe dimanfaatkan untuk mengobat batuk, pilek, sakit kepala, gangguan pencernaan, ramtik, infeksi saluran kemih dan mengatasi rasa mual atau muntah.

Hasil studi baik in-vitro maupun in-vivo menunjukkan, bahwa ekstrak jahe memiliki aktivitas biologis, diantaranya sebagai antiinflamasi, antioksidan, antimikroba, antikanker, imunomodulator dan antivirus.

Pengujian aktivitas antivirus jahe, antara lain dalam percobaan pemberian jahe (300 µg/ml) pada sel saluran pernapasan manusia, jahe segar dapat menurunkan infeksi human respiratory syncytial virus (HRSV) sebesar 70 persen  (pada sel bagian atas dan bawah), sedangkan jahe kering hanya dapat menekan infeksi sebesar 20 persen (hanya pada sel bagian atas).

Gingerol yang terkandung di dalam jahe merupakan komponen utama yang berperan sebagai antivirus.

2. Kunyit

kunyit
kunyit (krjogja)

Kunyit atau Curcuma domestica Val merupakan tanaman obat dengan kandungan bahan aktif utama kurkumin sebesar 3-5 persen.

Senyawa utama rimpang kunyit adalah kurkuminoid, suatu golongan flavonoid yang memiliki 3 senyawa turunan yaitu kurkumin, bisdesmetoksikur kumin dan desmetoksikurkumin.

Manfaat kunyit secara umum bagi kesehatan antara lain sebagai antioksidan, antiinflamasi, antitumor, antimikroba, pencegah kanker, menurunkan kadar lemak darah dan kolesterol, serta sebagai pembersih darah.

Hasil uji klinis kurkumin dapat meningkatkan sistem imunitas tubu,h yaitu berperan sebagai imunomodulator.

Kurkumin bersama beberapa bahan aktif sudah diteliti berpotensi sebagai kandidat antivirus SARS-CoV-2.

Kurkumin mampu berikatan dengan reseptor protein SARS-CoV 2, melalui ikatan dengan domain protease (6Lu7) dan spike glikoprotein.

Ikatan ini berpotensi untuk menghambat aktivitas Covid-19.

Kurkumin juga memiliki efek menghambat proses pertumbuhan virus, baik secara langsung dengan cara merusak fisik virus maupun melalui penekanan jalur pensinyalan seluler yang penting dalam proses replikasi virus.

3. Temulawak

Ilustrasi: Temulawak
Ilustrasi: Temulawak (ist)

Temulawak atau Curcuma xanthorriza merupakan salah satu tanaman obat asli Indonesia yang sering dijadikan bahan pembuatan jamu, obat herbal terstandar dan obat fitofarmaka.

Dalam pengobatan modern, temulawak memiliki manfaat sebagai antihepatitis, antikarsinogenik, antimikroba, antioksidan, antihiperlipidemia, antiviral, antiinflamasi,dan detoksifikasi.

Senyawa bioaktif utama yang berkontribusi terhadap manfaat temulawak adalah senyawa kurkumin, yang juga ditemui pada kunyit dan jahe dan temu-temuan lain.

Hasil uji in vitro terhadap kurkumin dari beberapa genus Curcuma termasuk temulawak menunjukkan aktivitas kuat sebagai senyawa antiviral terhadap virus penyebab hepatitis C (HVC).

Terkait penanganan Covid-19, penggunaan kurkumin baik secara tunggal maupun gabungannya bisa membantu dalam meningkatkan daya tahan tubuh sebagai imunomodulator.

4. Teh Daun Gambir

Daun tanaman gambir (Uncaria gambier), termasuk dalam famili Rubiaceae, lebih umum diolah menjadi sejenis produk getah yang dikeringkan.

Daun gambir mempunyai kandungan senyawa polifenol yang cukup tinggi, sama seperti senyawa yang terdapat di dalam daun teh biasanya (Camellia sinensis).

Sifat antioksidan dari daun gambir disebabkan oleh kandungan senyawa polifenol seperti tanin, katekin dan gambirin.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa diet yang kaya antioksidan akan menurunkan resiko terkena penyakit jantung, kanker dan proses degeneratif penuaan.

5. Sirih

Daun Sirih
Daun Sirih (net)

Sirih atau Piperaceae juga merupakan tanaman yang sudah dipakai menjadi obat tradisional sejak lama.

Komponen utama dalam sirih adalah saponin, flavonoid, polifenol, dan minyak atsiri.

Daun sirih dapat digunakan sebagai anti bakteri karena mengandung 4,2 persen minyak atsiri yang sebagian besar terdiri dari betephenol, caryophyllen (sisquiterpene), kavikol, kavibetol, estragol, dan terpen. Sirih dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan sifat antioksidannya.

Sebagai pencegahan Covid-19, sirih membantu menurunkan risiko pada orang dengan penyakit penyerta seperti diabetes.

6. Minyak Kelapa Murni

Minyak Kelapa
Minyak Kelapa (kompas.com)

Kelapa atau Cocos nucifera merupakan tanaman kehidupan karena seluruh bagian dari pohon tersebut bisa digunakan dan dimanfaatkan menjadi apa saja.

Untuk daging kelapa yang ada di dalam buahnya sendiri seringgkali dimanfaatkan menjadi minyak dan santan.

Produk utama dengan keunggulan manfaat kesehatan dari kelapa adalah minyak kelapa murni atau virgin coconut oil (VCO).

Kandungan utama VCO adalah asam lemak rantai sedang atau medium chainfattyacids (MCFA), yang diklasifikasikan sebagai medium chain triglycerides (MCTs).

Kandungan MCT paling besar dalam VCOO adalah asam laurat yang akan berubah menjadi monolaurin di dalam tubuh, sebagai senyawa protektif yang menjaga dari infeksi virus dan bakteri.

Aktivitas antivirus yang signifikan pada VCO ini mendorong para peneliti untuk melakukan penelitian terhadap efektivitas VCO untuk menangani pasien yang positif terjangkit Covid-19.

Uji klinis terhadap pasien Covid-19 diketahui sedang berlangsung di beberapa negara saat ini.

7. Secang

Ilustrasi wedang secang
Ilustrasi wedang secang (Shutterstock.com / Ariyani Tedjo)

Secang atau Caesalpinia sappan juga merupakan tanaman yang sudah dimanfaatkan secara tradisional oleh masyarakat sejak dahulu kala sebagai bahan anti bakteri, bahan antiradang, bahan pewarna alami, bahan formula jamu atau minuman kesehatan bahan pengawet pada pasta cabai dan bahan tambahan formulasi skin care dan body care.

Kayu secang memiliki kandungan utama senyawa aktif berupa fenolik dengan struktur kimia berupa brazilin, kalkon, protosapanin dan flavonoid.

Terkait dengan penanganan terhadap Covid-19, hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa senyawa aktif secang yaitu brazilin, dan komponen lain seperti flavonoid, curcumin, dan galangin memberikan potensi untuk mencegah infeksi dan replikasi virus.

Kayu secang yang mengandung senyawa aktif brazilin dalam bentuk ekstrak kayu secang memiliki potensi yang baik sebagai salah satu kandidat antivirus atau penghambat berkembangnya Covid-19.

Berkembangnya virus SARS-CoV-2 pada tubuh manusia dapat dihambat dengancara mengkonsumsi ekstrak kayu secang rutin setiap hari sebagai profilaksis Covid-19.

Senyawa brazilin yang memiliki energi rendah akan berinteraksi secara kuat dengan target protein virus sehingga proses replikasi virus akan terganggu dan terhambat.

( kompas.com )

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved