Sidebar
Sebaran Kasus Baru Covid-19 di Wilayah Sleman Merembet ke TK
Sebaran kasus Coronavirus Disease-2019 (Covid-19) di Kabupaten Sleman yang ditemukan di lingkup sekolah, merembet hingga ke Taman Kanak-Kanak (TK).
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
Kepala Dinas Pendidikan Sleman, Ery Widaryana menyampaikan, berdasarkan laporan yang diterima, sejauh ini ada enam sekolah di Sleman yang menghentikan PTM dan berganti pembelajaran jarak jauh (PJJ) karena temuan Covid-19.
Kendati demikian, kasus Covid-19 yang ditemukan di sekolah, didominasi oleh warga yang melakukan perjalanan luar daerah. Kemudian terpapar Covid-19 dan dilacak hingga ke sekolah.
Untuk itu, Dinas Pendidikan Sleman, kata Ery, akan lebih tegas kepada semua satuan pendidikan.
Jika ada warga sekolah baik guru, tenaga TU maupun siswa yang melakukan perjalanan luar daerah, maka tidak diperkenankan masuk sebelum dipastikan sehat dengan minimal melakukan pemeriksaan swab antigen.
"Ini untuk mengantisipasi penularan,” ucap Ery.
Pihaknya mengaku sedang berkoordinasi menyiapkan skenario untuk PTM terbatas di Bumi Sembada menyusul meningkatnya kasus cCovid-19.
Menurut dia, sesuai SKB 4 menteri, di wilayah PPKM level 3, pembelajaran tatap muka di sekolah tetap diberlakukan dengan kapasitas 50 persen. Namun, ada skenario dengan mengubah jam pelajaran.
"Pembelajaran tatap muka tetap 50 persen. Dilakukan tiap hari. Namun jam pelajaran diubah. Semula 6 jam pelajaran, kini maksimal 4 jam pelajaran," urai Ery.
Ia pun sedang berkoodinasi untuk menyiapkan skenario pembelajaran tatap muka 50 persen dalam dua waktu, yaitu pagi dan siang.
Kulon Progo
Sebanyak lima siswa di tingkat sekolah menengah atas (SMK) di Kulon Progo terkonfirmasi positif covid-19 di tengah berlangsungnya PTM. Temuan itu dari hasil surveilans secara acak yang dilakukan oleh Satgas Covid-19 terhadap 184 sampel yang diperiksa melalui uji swab polymerase chain reaction (PCR).
"Kelima siswa duduk di bangku SMA dan saat ini tengah menjalani isolasi di rumah masing-masing karena gejala tergolong ringan. Dari temuan itu maka positivity rate di angka 2,72 persen," kata Baning Rahayujati, Juru Bicara Penanganan Covid-19 Kabupaten Kulon Progo, Selasa (8/2).
Ke depannya, satgas covid-19 menargetkan surveilans bakal menyasar hingga 2.337 siswa di 61 sekolah. Usai ditemukannya siswa yang positif di tengah berlangsungnya PTM di Kulon Progo, satgas melakukan upaya tindak lanjut sesuai pedoman Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Dikatakan Baning, ada perbedaan upaya pencegahan di sekolah antara pelaksanaan surveilans tahap I dan II saat ada temuan kasus positif. Yakni penutupan berbasis sekolah bukan kelas dan lama PTM secara daring.
Apabila positivity rate di angka kurang dari 5 persen maka sekolah ditutup sementara dan PTM dilakukan dari rumah selama lima hari. Sebaliknya, jika positivity rate lebih dari 5 persen maka dilakukan PTM dari rumah selama 11 hari. "Sehingga sekolah yang ada temuan kasus positif ini kami lakukan pembelajaran daring selama lima hari karena positivity rate di bawah lima persen," ucapnya.
Terpisah, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan Kulon Progo, Rina Nuryati melanjutkan, sebelumnya surveilans tahap I telah dilakukan pada November 2021 lalu dengan menyasar 56 satuan pendidikan (satpen) yang dipilih secara acak.
Satgas Covid-19 mendapati 30 satpen terdapat kasus positif covid-19 dengan positivity rate di angka 4,15 persen. Sehingga dilakukan upaya tindak-lanjut berupa tracing dan pemeriksaan kontak erat sampai ring 2. "Surveilans ini harus dilakukan untuk meyakinkan bahwa kegiatan PTM di Kulon Progo berjalan aman," ucapnya. (rif/scp)
Baca Tribun Jogja edisi Rabu 9 Februari 2022 halaman 01