Berita Gunungkidul Hari Ini
Tekan Penyebaran Antraks, DPKH Gunungkidul Langsung Lakukan Penanganan pada Ternak
Sebanyak 15 ekor ternak mati dari Kapanewon Ponjong dan Gedangsari, Gunungkidul dinyatakan terkontaminasi oleh bakteri antraks .
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Sebanyak 15 ekor ternak mati dari Kapanewon Ponjong dan Gedangsari, Gunungkidul dinyatakan terkontaminasi oleh bakteri antraks .
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan ( DPKH ) setempat pun langsung bergerak melakukan penanganan.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan, DPKH Gunungkidul , Retno Widyastuti mengatakan penanganan langsung dilakukan pada ternak warga yang masih hidup.
"Kami injeksi (suntik) vitamin, anti biotik, dan dua minggu lagi akan divaksin ternaknya," jelas Retno pada wartawan, Selasa (01/02/2022).
Baca juga: 23 Warga Gunungkidul Alami Gejala Serupa Antraks, Satu Orang Dirujuk ke RSUD Wonosari
Menurutnya, selama masa penanganan tersebut, ternak tidak boleh dibawa keluar Gunungkidul ataupun membawa ternak baru dari luar.
Pergerakan ternak baru boleh dilakukan setelah masa penanganan selesai.
Retno mengatakan dibutuhkan setidaknya 20 hari untuk penanganan di dua wilayah tersebut.
Waktu dihitung dari tanggal kematian terakhir ternak yang terjadi di sana.
"Jadi kalau sudah diobati dan divaksin baru boleh keluar," katanya.
Berdasarkan hasil investigasi, ternak yang mati terakhir dilaporkan pada 28 Januari 2022 lalu.
Retno mengatakan pihaknya baru tahu setelah ada warga yang mengalami gejala serupa antraks .
Satu di antara lokasi penyebaran pun juga sama dengan 2019 silam, yaitu di Kalurahan Gombang, Ponjong.
Namun ia mengatakan secara spesifik berbeda pedukuhan.
"Memang tanahnya di situ endemis ( antraks ), perkiraan Balai Besar Veteriner kemungkinan paparan dari lalu lintas ternak atau ada spora bakteri yang terbawa," ujar Retno.
Ia mengatakan sampel tanah dari dua lokasi yaitu Kalurahan Hargomulyo, Gedangsari dan Gombang, Ponjong sudah diambil.
Lokasi tersebut pun sudah disiram formalin untuk menghentikan penyebaran spora antraks .
Baca juga: Hasil Investigasi BBVet, 15 Ternak Mati di Gunungkidul Terpapar Antraks
Dari belasan ternak mati tersebut, diketahui ada yang disembelih lalu dibagikan ke warga untuk dikonsumsi.
Adapula yang dijual atau langsung dikubur setelah diketahui mati.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul Dewi Irawaty menyampaikan sejauh ini ada 23 warga yang mengalami gejala serupa antraks .
13 orang dari Ponjong dan 10 lainnya dari Gedangsari.
"Ada satu yang dirawat di RSUD Wonosari, sisanya rawat jalan di rumah masing-masing," kata Dewi, Senin (01/02/2022) kemarin.
Adapun puluhan warga ini diketahui ikut mengonsumsi daging sapi yang disembelih setelah mati mendadak.
Mereka juga ikut melakukan proses pemotongan.( Tribunjogja.com )