23 Warga Gunungkidul Alami Gejala Serupa Antraks, Satu Orang Dirujuk ke RSUD Wonosari

Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul pun melaporkan puluhan warga diduga terkena gejala dari bakteri ini.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUN JOGJA/Alexander Ermando
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - 15 ternak sapi dan kambing dari Kapanewon Ponjong dan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul dinyatakan terpapar Antraks.

Tak hanya itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat pun melaporkan puluhan warga diduga terkena gejala dari bakteri ini.

Kepala Dinkes Gunungkidul, Dewi Irawaty, menyampaikan sejauh ini ada 23 warga yang dilaporkan mengalami gejala mirip Antraks.

"13 orang dari Ponjong dan 10 dari Gedangsari," kata Dewi ditemui pada Senin (31/01/2022).

Gejala yang paling terlihat dari 23 warga ini adalah mengalami luka pada kulit seperti melepuh.

Menurutnya, gejala seperti ini lazim ditemukan pada orang yang terpapar Antraks.

Namun, Dewi menegaskan bahwa 23 warga ini belum dinyatakan positif Antraks.

Sebab pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium untuk kepastiannya.

"Sampel darah kami kirimkan ke Balitvet (Balai Besar Penelitian Veteriner) Bogor, Jawa Barat," ungkapnya.

Dewi mengatakan pihaknya juga melakukan monitoring di lokasi terduga tempat penyebaran Antraks.

Prosesnya dilakukan selama 60 hari oleh puskesmas dibantu perangkat setempat, guna memastikan potensi penyebaran bisa dihentikan.

Sedangkan untuk warga yang bergejala, semuanya kini ditangani di kediamannya masing-masing.

Hanya satu orang yang dirujuk ke RSUD Wonosari untuk penanganan intensif.

"Sebab yang satu ini dampaknya sistemik, lainnya hanya pada kulit," jelas Dewi.

Kepala Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta drh Hendra Wibawa mengatakan 15 ternak mati terpapar antraks ini terdiri dari 11 sapi dan 4 ekor kambing. Temuan ini berada di Ponjong dan Gedangsari.

Rekomendasi pun diberikan agar penyebaran Antraks bisa dikendalikan.

Antara lain dengan menutup arus keluar-masuk ternak, melakukan pengobatan di zona terinfeksi, serta vaksinasi pada ternak.

"Kemungkinan bisa terkendali dalam waktu 3-4 minggu asal cepat tertangani," kata Hendra.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved