Berita Bantul Hari Ini
Pengelolaan Sampah di Kabupaten Bantul Baru Mencapai 62 Persen
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul terus berupaya menumbuhkan rasa kepedulian masyarakat untuk dapat mengelola sampah sejak dari rumah.
Penulis: Santo Ari | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul terus berupaya menumbuhkan rasa kepedulian masyarakat untuk dapat mengelola sampah sejak dari rumah.
Pemkab Bantul pun telah mencanangkan Gerakan Bantul Bersih Sampah Tahun 2025 (BANTUL BERSAMA) yang dapat dicapai melalui kolaborasi lintas stakeholder secara masif, intensif, dan berkelanjutan dalam pengelolaan sampah.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bantul, Ari Budi Nugroho menyatakan bahwa volume sampah dari tahun ke tahun selalu meningkat.
Menurutnya hal itu dikarenakan bertambahnya jumlah penduduk dan kegiatan yang akhirnya mengubah pola konsumsi masyarakat.
Baca juga: Status PPKM di Kota Magelang Naik di Level 2, Isoter Diaktifkan Kembali
"Saat ini kemajuan teknologi yang serba digital, kalau dulu jajan harus ke warung, ke toko, sekarang kita tinggal pesan melalui smartphone. Apa yang kita minta datang ke rumah. Dan itu pasti pakai kemasan, baik itu bungkus kertas, plastik, styrofoam dan sebagainya. Ini salah satu hal yang mengakibatkan volume sampah juga bertambah," ungkapnya, Selasa (1/2/2022).
Bahkan di pandemi Covid-19 ia menyebut bahwa penurunan sampah hanya terjadi di awal pandemi saat kegiatan saat kegiatan masyarakat sempat terhenti, namun setelah itu terjadi kenaikan volume sampah yang luar biasa.
"Bahkan 2021 terjadi kenaikan hampir 2 kali lipat dari tahun sebelumnya. Tonase sampah yang dibuang di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu atau TPST Piyungan , saat ini sudah 700 ton per hari di mana tahun 2020 mash 556 ton," terangnya.
Dari 700 ton sampah, ia menyebut bahwa daerah pembuang terbesar adalah Kabupaten Sleman yang mencapai 271 ton per hari, disusul Kota Yogyakarta 257 ton dan Kabupaten Bantul 172 ton per hari atau sekitar 24 persen dari jumlah keseluruhan sampah yang dibuang di TPST Piyungan per harinya.
Ia mengakui bahwa capaian pengelolaan sampah di Kabupaten Bantul belum optimal yakni baru mencapai 62 persen.
Sementara kondisi yang diinginkan melalui Program Bantul Bersih sampah 2025 di mana tahun 2025 sampah dapat terkelola dengan maksimal.
"Bukan berarti 2025 tidak ada sampah, tetap ada. Tetapi terkelola, berarti ada proses pengurangan dan penanganan misalnya sampah harus dikelola sejak dari sumbernya yakni rumah tangga. Setiap rumah tangga pasti menghasilkan sampah," tuturnya.
Baca juga: UNESCO Akan Tinjau Sumbu Filosofis di DI Yogyakarta Pada Juni 2022
Menurutnya, Bantul Bersih Sampah 2025 adalah upaya mereformasi atau mengubah perilaku masyarakat yang semula tidak peduli menjadi peduli dalam pengelolaan sampah. Untuk itu perlu ada kerjasama seluruh stakeholder, termasuk CSR dan keterlibatan perguruan tinggi.
"Memang perlu waktu dan karena jumlah penduduk Bantul 1 juta, maka tidak mungkin DLH mengubah sendiri. Perlu kontribusi perguruan tinggi, dalam hal ini mahasiswa KKN yang dapat berbaur dengan masyarakat kami yang ada di Bantul, mengedukasi untuk mau melakukan pengurangan dan pengelolaan sampah," ucapnya.
Maka dari itu, melalui program Bersih Sampah 2025, pihaknya menyusun strategi dan kebijakan seperti membangun budaya kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam pengurangan sampah dari sumber sampah (rumah tangga). Kemudian juga menyusun dan menetapkan kebijakan operasional pengelolaan sampah.
"Mengoptimalkan kelompok pengelola sampah dan membangun model pengelolaan sampah berbasis Badan Usaha Milik Kalurahan (Bumkal). Harapannya ada unit usaha yang bergerak di bidang pengelolaan sampah. Bank sampah tak hanya bangunannya tapi manajemen yang harus ditanamkan dan harus dimulai sekarang dari diri kita, dari lingkungan kita," ucapnya.
"Membangun fasilitas pengelolaan sampah (intermediate treatment facility) untuk menangani residu sampah yang dihasilkan dari pengelolaan di tingkat padukuhan, kalurahan. Termasuk menerbitkan modul sosialisasi pengurangan sampah dari sumbernya," tandasnya. (nto)