Gejala Varian Omicron Mirip Flu, Pakar UGM: Waspada dengan Klaster Keluarga
sejak beberapa hari belakangan, ada klaster keluarga yang muncul di DI Yogyakarta dan itu harus diwaspadai.
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Wabah Covid-19 belum usai. Warga pun tetap diminta untuk siaga terhadap penularan virus corona, terutama varian Omicron.
Hal itu dikatakan oleh Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM), dr Gunadi PhD SpBA.
“Kalau Omicron itu tidak ada gejala spesifiknya karena memang flu-like syndrome ya atau penyakit yang mirip seperti influenza,” ungkapnya, Selasa (11/01/2022).
Artinya, tidak ada gejala seperti anosmia atau kehilangan kemampuan untuk mencium bau yang banyak dijumpai saat outbreak pertengahan tahun lalu.
“Anosmia itu bisa dibilang gejala yang disebabkan varian Delta. Nah, kalau Omicron ini hanya lemah, letih, lesu dan tidak sampai anosmia,” paparnya lagi.
Gunadi turut memperingatkan kemungkinan adanya varian Omicron di Yogyakarta.
Ia mengingat, sejak beberapa hari belakangan, ada klaster keluarga yang muncul di DI Yogyakarta dan itu harus diwaspadai.
“Ini mengingatkan kita dengan klaster Omicron awal di Afrika Selatan ya. Satu klaster itu gejalanya sama semua, seperti influenza. Kemudian, ada pengecekan, terbukti positif dan proses WGS, muncul Omicron,” ungkap Gunadi.
Baca juga: Gunungkidul Catatkan Nol Kasus Covid-19, Warga Tetap Diminta Patuhi Prokes
Baca juga: Capaian Vaksin Anak usia 6-11 Tahun di Klaten Sentuh 87 Persen, Meningkat dalam Sepekan Terakhir
Diketahui, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY, Pembajun Setyaningastutie menyebut bahwa penambahan kasus terkonfirmasi Covid-19 di DIY mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir.
Salah satu penyebabnya adalah kemunculan klaster keluarga di Kulon Progo.
"Kita masih melihat dan mengikuti bertambahnya kasus baru. Dua hari ini bertambahnya menjadi 9-10 kasus. Itu terjadi memang ada klaster di Kulon Progo," terang Pembajun, Senin (10/1/2022).
Gunadi menduga, klaster keluarga itu disebabkan oleh virus Sars-CoV-2 varian Omicron, meski hingga kini Pemerintah Daerah DI Yogyakarta masih menunggu hasil Whole Genome Sequencing (WGS) beberapa sampel positif Covid-19.
“Saya baca berita, ada klaster keluarga, itu bisa jadi Omicron, tapi karena tidak dites PCR maupun antigen, jadi tidak tahu,” tuturnya.
Klaster Covid-19 keluarga di DI Yogyakarta, kata dia, kecenderungannya bisa teratasi dengan isolasi mandiri dan bisa sembuh dengan sendirinya.
Akan tetapi, jika tidak ada tes, menurutnya, pelacakan kontak erat jadi lebih sulit dan bahkan tidak bisa berlanjut ke proses WGS. (Tribunjogja)