Tanggapi Fenomena Jogja Darurat Klitih, Kapolres Bantul : Kami Jamin Bantul Aman dan Kondusif
Fenomena darurat klitih pun menjadi viral dan trending topik di media sosial twitter dalam beberapa hari terakhir.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Muhammad Fatoni
"Apalagi di Bantul, kami jamin untuk kasus-kasus seperti ini Insyaallah sudah kami antisipasi," sambungnya.
Dia mengatakan, antisipasi terhadap kejahatan jalanan di Bantul selama ini sudah dilakukan anggota Polri dengan mengedepankan langkah-langkah preemtif, preventif, dan represif.
"Kami punya 'blue light patrol' yang selalu patroli setiap malam, bahkan saya pimpin sendiri."
"Kami juga ada tim ke sekolah-sekolah untuk razia kendaraan bagi pelajar maupun razia barang bawaan dan tas bersama dengan guru," katanya.
Lebih lanjut, Kapolres Bantul juga mengatakan, institusinya telah membentuk tim pemburu kejahatan atau crime hunter.
Hal ini dalam rangka menghadapi Tahun Baru 2022 guna memberikan jaminan bahwa Bantul tetap aman dan kondusif.
"Kami juga ada tim Kasatreskrim. Dalam satu bulan ini sudah mengungkap pelaku kejahatan jalanan 25 orang yang sudah kami rilis sebelumnya, jadi tidak perlu takut, kami berikan jaminan bahwa Bantul aman dan kondusif," katanya.
Tanggapan Sri Sultan HB X
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X, sebelumnya juga ikut angkat bicara soal tanda pagar (tagar) #SriSultanYogyaDaruratKlitih yang sempat trending di media sosial twitter.
Menurutnya, permasalahan sosial tersebut memang perlu mendapat penanganan khusus.
Raja Keraton Yogyakarta ini pun mengakui upaya pengawasan klitih di wilayahnya memang mengalami penurunan.
"Pengawasan mungkin kondisi dulu dan sekarang berbeda ya jadi mungkin itu yang perlu kita perhatikan tapi mungkin kita bisa bicara lebih jauh kita bisa masuk ke ruang ruang mereka," jelas Sri Sultan HB X saat ditemui di Kantor Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) DIY, Rabu (29/12/2021).

Sri Sultan HB X melanjutkan, sebelumnya Pemda DIY sempat membentuk lembaga konsultasi untuk mengantisipasi fenomena kenakalan remaja.
Lembaga itu diterjunkan untuk mendampingi keluarga yang memiliki anak bermasalah atau pernah terlibat dalam aksi klitih.
Dengan pendekatan keluarga tersebut, anak-anak diharapkan dapat diberi pemahaman agar tak kembali melancarkan tindakan kriminal.