PPKM Level 3 Batal, Dispar Sleman Tetap Larang Pesta Perayaan di Malam Pergantian Tahun

Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman tetap melarang adanya pesta perayaan malam pergantian tahun baru 2022. Kebijakan ini diambil, untuk mencegah

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/ Ahmad Syarifudin
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Suparmono 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman tetap melarang adanya pesta perayaan malam pergantian tahun baru 2022.

Kebijakan ini diambil, untuk mencegah kerumunan, yang berpotensi menyebabkan terjadinya penularan Covid-19. 

"Pesta pergantian tahun baru tidak boleh. Pokoknya, acara malam pergantian tahun baru nggak boleh," kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Suparmono, Kamis (9/12/2021). 

Menurut dia, sesuai arahan Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, pengawasan prokes di Kabupaten Sleman tidak akan kendor. Tetap diperketat.

Meskipun saat periode Nataru, pemerintah pusat telah membatalkan penerapan PPKM level 3 serentak di seluruh wilayah. 

Baca juga: Kosong Sejak Agustus 2021, Pemkab Bantul Segera Lantik Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama

Suparmono mengatakan, saat malam pergantian tahun baru, destinasi wisata di Bumi Sembada buka.

Artinya, boleh menerima wisatawan. Namun kapasitas dan jam operasional dibatasi.

Maksimal hanya boleh hingga pukul 22.00 WIB. Setelah itu, diharuskan tutup. 

Tidak boleh ada pesta perayaan tahun baru. Baik indoor maupun outdoor.

Pesta Kembang api juga tetap tidak diperbolehkan. Nantinya, sejak sore hari setiap destinasi wisata akan dilakukan pengawasan. 

"Pengawasan tetap seperti kemarin. Kami menerjunkan tim, bersama Satpol PP," kata dia. 

Lebih lanjut, Mantan Panewu Cangkringan ini mengungkapkan, saat periode Nataru, pesta perayaan pergantian tahun tidak boleh, akan tetapi pagelaran kesenian rakyat diperbolehkan.

Asalkan, digelar tanpa penonton dari luar daerah. Hanya diperuntukkan bagi warga kampung setempat. 

Bahkan, pihaknya mengaku memfasilitasi beberapa desa wisata untuk mengadakan pertunjukan seni di akhir pekan. 

Hal ini dilakukan untuk membantu pelaku wisata agar bisa tetap memiliki pemasukan. Masyarakat kampung juga terhibur. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved