Minim Pasien di Selter Isolasi, Jumlah Limbah Infeksius di Sleman Berkurang Drastis
Jumlah limbah medis dari selter isolasi Covid-19 di Kabupaten Sleman pada bulan Desember ini berkurang drastis. Kondisi ini terjadi seiring penurunan
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Jumlah limbah medis dari selter isolasi Covid-19 di Kabupaten Sleman pada bulan Desember ini berkurang drastis.
Kondisi ini terjadi seiring penurunan kasus dan minimnya pasien yang sedang menjalani perawatan.
Kasi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Kesehatan Olahraga (KLK3O), Dinas Kesehatan Sleman, Yonatan mengatakan, limbah medis infeksius sekarang hanya ada kisaran 16 - 20 kg per minggu dari dua Selter yang dikelola Pemkab Sleman yaitu Asrama Haji dan Rusunawa Gemawang.
Angka ini menurun drastis dibanding periode bulan Juni - Juli lalu.
Baca juga: Bantuan untuk Erupsi Gunung Semeru, UII Kirim Lima Relawan Dokter ke Lokasi Bencana di Lumajang
"Bulan Juni - Juli itu, lagi tinggi-tingginya bisa sampai 2 ton per bulan," kata dia, Rabu (8/12/2021).
Penurunan limbah medis ini sudah terjadi sejak minggu ke 3 November. Selama ini limbah medis di dominasi oleh Alat Pelindung Diri (APD), masker, sarung tangan dan peralatan sisa vaksinasi.
Limbah tersebut diambil dari sentra vaksinasi maupun selter Isolasi kemudian dikumpulkan menjadi satu di tempat dekontaminasi yang telah disediakan.
Pengelolaan limbah ini bekerjasama dengan pihak ketiga. Durasi pengambilan biasanya antara satu dan dua Minggu.
"Kalau dihitung rata-rata per bulan biasanya sekitar 600 - 1.000 kg. Tapi sejak minggu ketiga November, sudah berkurang banyak. Karena pasiennya juga kan berkurang. Mudah-mudahan tidak ada penambahan lagi," kata dia.
Yonatan mengatakan, limbah dari selter isolasi yang masuk ke tempat dekontaminasi dan dikelola pihak ketiga hanya limbah padat khusus, seperti APD, masker maupun sarung tangan sekali pakai.
Adapun bungkus makanan pasien Covid-19 tetap masuk ke limbah domestik dan dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup.
"Tapi sebelum menjadi limbah domestik, bungkus makanan (pasien Covid-19) itu kami lakukan dekontaminasi terlebih dulu agar aman," kata dia.
Baca juga: Banyak Data Kemiskinan Tidak Valid, Dinsos DIY Kembangkan Inovasi Manunggal Raharja
Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Sleman, Sugeng Riyanta mengatakan, limbah medis memang harus dipilah dan jangan dibuang sembarangan.
Pengelolaannya membutuhkan perlakuan khusus. Sebab, masuk kategori bahan berbahaya dan beracun (B3).
Jika di fasilitas pelayanan kesehatan, limbah medis sudah dikelola mandiri.
Termasuk di selter isolasi sudah bekerjasama dengan pihak ketiga.
Namun, bagi pasien Isoman, pihaknya mengaku kesulitan untuk memantau.
Meskipun, Ia yakin pasien Isoman sudah diberi edukasi dari Dinas Kesehatan. Tetapi pihaknya tetap mengimbau limbah medis pasien Isoman harus dipilah dan jangan dibuang sembarangan.
"Termasuk bungkus makanan (pasien covid-19), harus didisinfektan terlebih dahulu, agar jadi sampah domestik," kata dia. (rif)