Omah PSS Dibakar
Pembakaran Kantor PSS Sleman, PT LIB: Bukan Suporter, Tapi Perusuh!
Pembakaran Omah PSS sudah termasuk tindakan kejahatan sehingga pelaku harus segera ditangkap dan dihukum sesuai hukum yang berlaku.
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pembakaran kantor PSS Sleman, Omah PSS, mendapat tanggapan dari PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi.
Omah PSS di Jalan Raya Randugowang RT 01/RW 17, Tegal Weru, Sariharjo, Ngaglik, Kabupaten Sleman, dibakar oknum, Minggu (28/11/2021) sore, pukul 17.07.
Pembakaran Omah PSS terjadi setelah Bagus Nirwanto dkk menelan kekalahan dari Persita Tangerang pada laga pekan ke-14 di Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah.
Direktur Utama PT LIB, Akhmad Hadian Lukita atau Luluk, pun mengecam kejadian pembakaran kantor PSS Sleman dan menyebutnya sebagai tindakan pengecut.

Baca juga: Polisi Sebut Ada Empat Pelaku Pembakaran Kantor PSS Sleman
"Kalau boleh saya kecam, kelakuan itu sangat-sangat pengecut. Tidak pantas," ucapnya, dikutip Tribunjogja.com dari Kompas.com, Minggu (28/11/2021) malam.
Luluk menegaskan, pelaku pembakaran kantor PSS Sleman bukanlah suporter, tetapi perusuh. "Bukan tindakan yang mencerminkan seorang suporter," ucapnya.
Ia melanjutkan, pembakaran Omah PSS sudah termasuk tindakan kejahatan sehingga pelaku harus segera ditangkap dan dihukum sesuai hukum yang berlaku.
"Saya mengimbau supaya tindakan seperti itu jangan pernah dilakukan oleh siapapun, apalagi kalau betul-betul mencintai sepak bola Indonesia," tegas Luluk.

Baca juga: Omah PSS Dibakar Oknum, Kapolres Sleman: Pelaku Kami Buru
Disinggung mengenai kemungkinan pelaku adalah oknum suporter, Luluk tidak berani berspekulasi dan memilih untuk menunggu perkembangan kasus dari polisi.
"Saya enggak tahu, apakah pelaku adalah bagian dari football family atau tidak. Kalau iya, kami akan beri sanksi. Urusan pidana umum, serahkan ke polisi," katanya.
Ia meminta kepada seluruh suporter di Tanah Air untuk terus menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas karena menang dan kalah adalah hal yang biasa di sepak bola.
"Mari jaga solidaritas dan sportivitas. Menang kalah adalah bagian dari sepak bola. Kalau ingin menang, ya, main sendiri. Jangan ada lawan," tukasnya. (Tribunjogja)