Ekspedisi Gunung Tambora 1951
EKSPEDISI TAMBORA 1951 : Dicegat Pacet Penghisap Darah Tak Terhitung Banyaknya
Ini merupakan pengalaman nyata tim ekspedisi yang ditugaskan untuk meneliti kaldera Gunung Tambora pada tahun 1951
Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
Bivak didirikan di ketinggian 1.940 meter di atas permukaan laut, tekanan udara 598 mm, suhu udara berkisar 11 derajat Celcius. Di dekat bivak ada dua jalur air terjun, namun saat itu kering kerontang. Sumber air terbatas di lokasi ini.
Keesokan harinya, mulai pukul 09.00, Adnawijaya dan rekan didampingi sejumlah pekerja, melanjutkan perjalanan mendaki ke puncak Tambora. Ini momen “summit attack”, yang relatif tidak berat. Jalurnya terbuka.
Setelah 55 menit berjalan, mereka tiba di titik yang jadi batas terakhir hutan dan puncak yang dipenuhi pasir dan batu lava. Dari batas ini, sekira 50 menit pendakian mereka menemukan titik yang 4 tahun sebelumnya dijadikan bivak WA Petroeschvsky.
Spot itu dinaungi rerimbunan tiga pohon cemara , satu pohon di antaranya sudah mati. Perjalanan berlanjut dan tak lama kemudian Adnawijaya dan kawan-kawan tiba di spot akhir yang dituju hari itu: tepi barat kaldera Tambora.(Tribunjogja.com/xna)
BERSAMBUNG ...