68 Napi Tewas dalam Insiden Perang Antar Geng Kartel Narkoba Ekuador

Kerusuhan akibat peperangan antar geng terjadi di dalam penjara di Kota Guayaquil, Ekuador, pada Sabtu (13/11/2021)

Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
WGN-TV
Aparat keamanan Ekouador mencoba mengendalikan situasi di penjara setelah pecahnya peperangan antar geng kartel narkoba yang menewaskan puluhan orang napi 

Kekerasan penjara terjadi di tengah keadaan darurat nasional yang ditetapkan oleh Presiden Guillermo Lasso.

Ini memungkinkan pemerintah menggerakkan pasukan keamanan untuk memerangi perdagangan narkoba dan kejahatan lainnya.

"Hak pertama yang harus kita jamin adalah hak untuk hidup dan kebebasan, yang tidak mungkin jika pasukan keamanan tidak dapat bertindak untuk melindungi," tulis Lasson melalui Twitter, Sabtu kemarin.

Dia merujuk Mahkamah Konstitusi baru-baru ini menolak izin militer masuk penjara meskipun dalam keadaan darurat.

Sementara saat ini, tentara masih berada di luar kawasan penjara.

Di luar penjara, kerabat narapidana berkumpul untuk mengetahui kabar dari dalam penjara.

“Cukup ini. Kapan mereka akan menghentikan pembunuhan? Ini penjara bukan rumah jagal, mereka manusia,” kata Francisca Chancay, yang saudaranya telah mendekam di penjara selama delapan bulan.

Beberapa menyerukan militer Ekuador untuk mengambil alih penjara.

“Apa yang Lasso tunggu? Masih ada lagi yang meninggal? kata Maritza Vera, yang anaknya napi.

“Kasihan, di mana hak asasi manusia. Kami pikir ini akan berubah, tapi ternyata lebih buruk,” tambahnya.

Ekuador memiliki sekitar 40.000 narapidana di sistem penjaranya, yang jauh di atas kapasitas 30.000 orang. Dari jumlah tersebut, 15.000 belum dihukum.

Arosemena mengatakan pihak berwenang di Ekuador akan menangani kepadatan penjara dengan memberikan pengampunan atau remisi, merelokasi narapidana dan memindahkan beberapa narapidana asing kembali ke tanah air mereka.

“Akan ada lebih dari 1.000 pengampunan, tetapi ini adalah bagian dari proses,” katanya.

Gubernur Guayas juga mengatakan Ekuador akan menerima bantuan internasional dari negara-negara seperti Kolombia, Amerika Serikat, Israel dan Spanyol untuk menangani krisis di penjara-penjaranya.

Bantuan tersebut berupa sumber daya dan logistik.

“Misalnya, memasang pemindai barang di Lembaga Pemasyarakatan Guayaquil untuk menghindari masuknya senjata selundupan,” kata Arosemena.

Vera mengatakan, situasi tersebut membuat keluarga narapidana putus asa.

“Saya merasa sedih dan sedih karena terlalu banyak kematian,” kata Vera. (*/AP)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved