Menkes Budi Gunadi Jelaskan Skenario Rencana Penggunaan Vaksin Merah Putih

Skenario lain yang sedang disusun adalah terkait penggunaan vaksin MerahPutih sebagai booster dan juga untuk anak-anak di bawah 12 tahun.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Muhammad Fatoni
dok.kontan.co.id
Ilustrasi : Vaksin Merah Putih 

TRIBUNJOGJA.COM - Vaksin Merah Putih akan segera memasuki fase uji klinis terhadap manusia.

Vaksin Merah Putih buatan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya ini merupakan vaksin Covid-19 pertama yang merupakan buatan asli dalam negeri.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin pun mendukung penuh pengembangan vaksin Merah Putih buatan Universitas Airlangga (Unair) tersebut

Menurut Budi, uji praklinis vaksin Covid-19 tersebut terhadap hewan menunjukkan hasil yang bagus dan memiliki efisiensi tinggi.

Tahap selanjutnya, yakni uji klinis terhadap manusia diserahkan kepada PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia.

Baca juga: Dinkes Kota Yogya Tunggu Juknis Vaksinasi Anak 6-11 Tahun, Vaksinator Dipastikan Siap

Baca juga: Kemenkes Butuh 58,7 Juta Dosis Vaksin Anak, EUA Rekomendasikan Ini

Budi menjelaskan, uji klinis tahap pertama digunakan untuk melihat aspek keamanan dari vaksin dan membutuhkan 100 orang sebagai sampel.

Kemudian, uji klinis tahap kedua yang akan melibatkan sekitar 400 orang dilakukan untuk melihat aspek terkait imunogenisitasnya.

Serta, uji klinis tahap ketiga yang akan melibatkan sekitar 3.000 orang untuk melihat efikasi vaksin.

"Saya berdoa mudah-mudahan lancar sehingga pada semester kedua tahun depan, Vaksin Merah Putih telah bisa diproduksi. Hal ini juga sangat bergantung pada bantuan dari Ibu Gubernur Jawa Timur, karena rencananya akan dilakukan di Surabaya," kata Budi di Surabaya, Selasa (9/11/2021).

Menurut Budi, terkait skenario uji klinis tahap ketiga, disebut masih dalam tahap penyusunan.

Jadi, selain digunakan untuk proses vaksinasi yang diberikan sebanyak dua kali, skenario lain yang sedang disusun adalah terkait penggunaan vaksin sebagai booster dan juga untuk anak-anak di bawah 12 tahun.

Ia menjelaskan, skenario pertama digunakan untuk suntik vaksin sebanyak dua kali.

"Kemudian untuk skenario kedua, vaksin akan disuntikkan sebanyak satu kali sebagai booster sehingga dapat menguatkan vaksin sebelumnya," kata Budi.  

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin (dok.via Tribunnews)

"Skenario ketiga, vaksin akan disuntikkan sebanyak dua kali dengan sasaran anak-anak dibawah 12 tahun," imbuh dia.

Pada kesempatan itu, Budi juga menyaksikan penyerahan seed vaksin dari Rektor Unair kepada PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia.

Budi mengungkapkan, Unair dan PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia telah melakukan hal yang luar biasa karena dapat menyelesaikan proses penelitian hingga uji praklinis kurang dari satu tahun.

Baca juga: Pemkot Yogya Berharap Vaksinasi Anak di Bawah 12 Tahun Bisa Dimulai Bulan ini

Baca juga: Terjadi Kelebihan Bayar Insentif untuk 8.961 Nakes, Menkes: Duitnya Tidak Akan Ditarik Kembali

"Sekali lagi, saya ucapkan rasa bangga yang sangat tinggi terhadap rekan-rekan di Unair karena menjadi yang pertama dalam menciptakan produksi vaksin dalam negeri. Saya juga ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia," kata Budi.

Sejak awal pengembangan vaksin tersebut, kata Budi, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah dilibatkan.

Sehingga, semua pihak bersama-sama melakukan percepatan dalam mengembangkan vaksin pertama buatan dalam negeri.

( kompas.com )

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved