Update Covid 19

Data LaporCovid19 Catat Lebih dari 2.000 Dokter & Perawat di Indonesia Meninggal Akibat Virus Corona

tenaga kesehatan korban Covid-19 itu kebanyakan adalah dokter, dengan jumlah 730. Perawat di Indonesia yang meninggal akibat Covid mencapai 670 orang,

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Yoseph Hary W
BAY ISMOYO / AFP
LUSTRASI - Anggota keluarga mengunjungi makam kerabat mereka di pemakaman korban virus corona Covid-19 

TRIBUNJOGJA.COM - Data LaporCovid19 mengungkap lebih dari 2.000 tenaga kesehatan yang terdiri atas dokter, perawat dan profesi medis lainnya, di Indonesia telah meninggal dunia akibat terpapar Virus Corona sejak awal pandemi hingga saat ini. 

Kabar duka tersebut merupakan sebuah kehilangan besar bagi Indonesia. Tidak sedikit di antara mereka yang meninggal dunia akibat Covid-19 tersebut adalah guru besar dan dokter spesialis.

Catatan LaporCovid19 tersebut merujuk pada data per Jumat (22/10/2021). Disebutkan, di antara tenaga kesehatan korban Covid-19 itu kebanyakan adalah dokter, dengan jumlah 730.

Lalu jumlah perawat di Indonesia yang meninggal akibat Covid mencapai 670 orang, sedangkan bidan yang meninggal karena korban Covid-19 sebanyak 388 orang. Belum lagi korban meninggal dunia dari puluhan profesi medis lainnya.

ILUSTRASI - Pemakaman jenazah PDP dari Boyolali di Genjahan, Ponjong oleh Tim Relawan PMI dan BPBD Gunungkidul
ILUSTRASI - Pemakaman jenazah PDP dari Boyolali di Genjahan, Ponjong oleh Tim Relawan PMI dan BPBD Gunungkidul (Dok. PMI Gunungkidul/Istimewa)

Menurut laporan kompas.com dikutip Tribun Jogja hari ini, angka tersebut jauh berbeda dengan estimasi WHO, yang memperkirakan sebanyak 340 nakes meninggal di Indonesia akibat Covid pada periode Januari 2020-Mei 2021.

Sementara estimasi International Health Metrics and Evaluation, jumlah nakes yang meninggal di Indonesia akibat Covid pada periode itu sebanyak 760 orang,

Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Dedi Supratman, mengatakan Indonesia kehilangan aset yang begitu besar atas gugurnya ribuan nakes. Yang juga sangat disayangkan, banyak guru besar atau dokter spesialis senior tutup usia.

"Kita benar-benar harus membayar mahal atas kehilangan tenaga kesehatan ini. Itu mengapa sejak awal kami menyerukan perkuat perlindungan terhadap tenaga kesehatan," tegas Dedi.

Menurutnya, para dokter spesialis senior itu tak bisa tergantikan dalam hal pengalaman dan pengetahuan walau ada ribuan lulusan dokter baru. Ia pun khawatir dalam jangka panjang distribusi tenaga kesehatan antara di kota-kota besar dan daerah terpencil akan semakin timpang.

"Saat ini saja, kita ada masalah kuantitas. Di beberapa tempat yaitu kota besar terpenuhi. Tapi di daerah-daerah terpencil, sulit. Kalau kondisi sekarang ketersediaan nakes tidak ditambah, dan banyak yang wafat, akan semakin timpang di daerah-daerah terpencil." "Kalau nakesnya enggak ada, siapa yang akan menjalankan fungsi layanan kesehatan?"

180.000 Nakes meninggal di seluruh dunia 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut lebih dari 100.000 tenaga kesehatan meninggal dunia sejak awal pandemi virus corona, dan jutaan lainnya belum divaksinasi.

WHO mengestimasi ada sekitar 80,000 hingga 180,000 tenaga kesehatan di seluruh dunia meninggal akibat Covid pada periode Januari 2020 hingga Mei 2021.

Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyalahkan situasi ini pada negara-negara dan perusahaan yang mengendalikan suplai vaksin global.

Ia menegaskan tenaga kesehatan semestinya mendapat prioritas vaksin, seraya menambahkan kelompok negara G20 harus memenuhi komitmen berbagi vaksin secepatnya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved