PLN Geber Program Electrifying Agriculture di DI Yogyakarta
PLN berkomitmen untuk terus melakukan program Electrifying Agriculture di DI Yogyakarta, guna meningkatkan produktivitas usaha para petani
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Ikrob Didik Irawan
Dengan pemakaian listrik, masyarakat bisa mengganti kebutuhan sinar matahari yang digunakan untuk menyinari pertanaman buah naga maupun tanaman hidroponik.
“Listrikisasi ini membuat panen optimal karena irigasi juga memanfaatkan listrik. Untuk para Gapoktan, jangan ragu untuk minta ke PLN untuk mengaliri listrik ke daerah masing-masing,” tukasnya.
GKR Bendara selaku Ketua Indonesian Council for Small Business (ICSB) DIY mengapresiasi kinerja PLN yang masif melakukan listrikisasi di daerah-daerah terpencil di DI Yogyakarta. Gusti Bendara menjelaskan, petani kini memang butuh listrik agar bisa hidup lebih baik dan produksinya meningkat.
“Kalau petani, kebutuhan listrik ini yang paling penting sampai dulu ke sana. Mereka butuh contoh dan fakta. Ini tidak mudah memang, mengingat alam di DI Yogyakarta ada yang bergunung-gunung, berhutan-hutan,” tuturnya.
Ia memprediksi, petani akan merasa adanya efisiensi biaya tatkala sedang memanen hasil panennya setelah sawahnya sudah dialiri listrik. “Yang biasanya beli solar Rp85 ribu, sekarang mereka bisa menggunakan listrik yang lebih murah daripada solar. Pasti akan terasa bedanya,” terangnya.
GKR Bendara berharap, PLN bisa konsisten untuk menyalakan listrik di daerah terpencil. Petani biasanya membutuhkan fakta bahwa dengan listrik, hasil pertaniannya bisa lebih meningkat. Dengan begitu, perlu adanya sosialisasi terkait dampak listrikisasi sehingga tidak ada kesalahpahaman di antara masyarakat dan PLN.
“Saya lihat, petani tetap butuh contoh. Misal, mereka biasanya memanfaatkan matahari atau air hujan, maka mereka harus melihat keadaan yang lain bagaimana setelah menggunakan listrik. Mereka pasti hitung-hitungan dan membandingkan dengan keadaan sekarang,” tandasnya.
Acara turut dibuka oleh Pemimpin Redaksi Tribun Jogja, Ribut Raharjo, dan Sekretaris Daerah Kadarmanta Baskara Aji yang mewakili Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X. (ard/adv)