Solar Langka, Disperindag Gunungkidul Sebut Ada Pengurangan Kuota
Kelangkaan bahan bakar bio solar melanda sebagian besar wilayah, termasuk Kabupaten Gunungkidul. Pengurangan kuota disebut jadi salah satu
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Kelangkaan bahan bakar bio solar melanda sebagian besar wilayah, termasuk Kabupaten Gunungkidul. Pengurangan kuota disebut jadi salah satu faktor penyebab.
Kepala Seksi Distribusi, Bidang Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Gunungkidul, Sigit Haryanta mengatakan ada kebijakan tersebut.
"Memang ada pengurangan kuota solar bersubsidi di Gunungkidul," kata Sigit pada wartawan, Minggu (17/10/2021).
Baca juga: UPDATE Covid-19 DI Yogyakarta 17 Oktober 2021: Tambah 15 Kasus Baru, Catatkan 0 Pasien Meninggal
Ia mengaku tidak mengetahui secara jelas ataupun pasti terkait alasan di balik pengurangan kuota tersebut. Pasalnya, kebijakan itu dilakukan langsung oleh pusat.
Sigit mengatakan pengurangan kuota sudah berlangsung sejak September lalu. Sebagai catatan, di bulan Agustus kuota bio solar untuk Gunungkidul mencapai 1.560 kilo liter.
"Sedangkan di September turun jadi 1.376 kilo liter," ungkapnya.
Adanya pengurangan kuota ini pun berdampak pada pengguna bahan bakar ini. Terbatasnya kuota membuat pembelian jadi dibatasi per kendaraannya.
Baca juga: Raih 2 Medali Emas dan 1 Perunggu di PON XX Papua, Pecatur DIY M Kahfi Disambut Meriah
Hal itu diungkapkan oleh salah satu pemilik kendaraan truk, Sulistyo. Warga Wonosari ini menuturkan ia sampai harus mengantri selama 1 sampai 2 jam demi mendapatkan solar.
"Itu pun dibatasi, tiap kendaraan hanya boleh mengisi soal maksimal nominal pembelian Rp 150 ribu," ujarnya.
Sulistyo pun mengeluhkan kondisi tersebut. Pasalnya pengisian Rp 150 ribu setidaknya hanya cukup untuk sekali proses perjalanan pengiriman barang, sedangkan untuk membelinya pun dia harus mengantre cukup lama. (alx)