Cerita Seorang Wanita di SlemanTerjebak Pinjol, Lha Wong Sudah Lunas Kok Tetap Diteror
Seorang wanita di Sleman, DI Yogyakarta mengaku terjebak pinjol. Anehnya, utangnya sudah lunas namun si pinjol tetap meneror.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: ribut raharjo
Dia berusaha meladeni dan menjawab baik-baik bahwa jatuh temponya masih dua hari lagi.
Hingga sore di hari kelima itu, dia tidak membayarkan utang. Saat itu, ia berpikir pinjol akan menyebarkan foto dan data pribadi ke adiknya.
Sebab, saat mengisi data diri di awal mengakses aplikasi, dia mencantumkan dua nomor kontak ponsel adiknya.
Ternyata dugaannya salah. Pihak pinjol menyebar datanya ke sejumlah kontak yang di ponselnya yang disimpan dengan nama awalan Mas, Mbak, ataupun Om.
"Saya enggak tahu berapa yang disebar. Tapi ada dua orang yang menghubungiku. Dia tanya, ‘kamu ada masalah apa?’ Katanya, saya maling duit. Buronan," ucap dia menirukan pesan yang dikirimkan ke kerabat atau rekan-rekannya itu.
Meski berada dalam tekanan, kala itu belum berani bercerita. Apalagi melapor. Ia simpan sendiri persoalan tersebut.
Bahkan terus berusaha membayar tagihan. Sebab, dikontak ponselnya tersimpan nomer relasi penting.
Singkat cerita, Februari hingga April, ia terus meladeni pinjol tersebut karena ketakutan data dirinya akan disebarkan lebih luas.
Selama lima bulan itu, dia terus memutar otak untuk mencari celah.
Caranya, dari lima aplikasi aggregator, ia membayar tagihan ke dua aplikasi, A dan B. Kemudian, setelah dibayar, ia menarik uang lagi untuk membayar di tiga aplikasi lainnya.
"Begitu terus-menerus setiap Minggu. (Langkah) ini hanya untuk memproteksi kredibilitasku. Takut diancam dan takut diteror," ungkapnya.
Langkah tersebut, justru membuat dia semakin masuk ke dalam pusaran pinjol. Ia mengalami kerugian banyak. Tiap Minggu jumlahnya semakin membengkak.
"Awal april saya merasa ini sudah parah, ngacau, saya sudah hampir gila di bawah bayang-bayang teror (pinjol) ini," ujar dia.
Dia berpikir ini sudah salah kaprah. Puncaknya, ketika ia kemudian nekat membuka dan meminjam uang di aplikasi pinjol lain hanya karena ingin menutup utang di aplikasi sebelumnya. Akhirnya, ia terjerat di dua aplikasi aggregator dan bangkrut.
Tidak sanggup menghadapi beban ini. Pelan-pelan, ia memberanikan diri bercerita kepada teman. Kemudian mulai mengurai benang kusut masalah yang dihadapi.