Titah Raja 'Gunung Harus Kembali ke Gunung', Sri Sultan HB X Prihatin Kawasan Gunung Merapi Rusak
Sri Sultan HB X menyebut titah raja "gunung harus kembali ke gunung" sebagai bentuk keprihatinan atas kerusakan lingkungan yang terjadi di Merapi
Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Muhammad Fatoni
Yakni bentang alam lereng Merapi yang tadinya Gunung harus kembali menjadi gunung.
Hal itu ia ucapkan selepas berkeliling meninjau dampak kerusakan lingkungan akibat penambangan pasir secara sembrono.
Sri Sultan HB X dalam kunjungan yang dilakukan tanpa protokoler itu mengajak GKR Hemas, putri keduanya GKR Condrokirono, dan cucunya RM Gusti Lantika Marrel Suryokusumo berkeliling di sejumlah lokasi penambangan.
Menggunakan mobil berpenggerak empat roda, rombongan keluarga kraton Yogyakarta itu menjelajah masuk hingga ke lokasi-lokasi yang rusak dan selama ini tersembunyi.
Di antara lokasi yang dikunjungi adalah, Sungai Gendol, Sungai Opak, Sungai Kuning dan wilayah Umbulharjo, Argomulyo, Glagaharjo, Kepuharjo Kepanewonan Cangkringan.
Selama lebih dari empat jam berkeliling, Sultan menemui berbagai elemen masyarakat terdampak pertambangan.
"Warga sudah lama mengalami kesulitan air akibat muka air tanah yang turun karena penggalian lokasi tambang. Apalagi yang ditambang ini statusnya adalah Sultan Ground, kami nyuwun dhawuh Ngarsa Dalem," ungkap seorang warga yang hadir.

Senada, warga Hargobinangun, Argomulyo dan Glagaharjo juga mengeluh kesulitan mengakses air bersih.
Sejumlah perwakilan kelompok tani Hargobinangun bahkan secara tegas memohon Sultan untuk menutup penambangan, terutama yang ada di Kali Kuning.
"Penambangan pasir dengan alat berat di lereng Merapi mohon segera dihentikan, Ngarso Dalem," pinta perwakilan Paguyuban Peduli Kali Kuning, Nur Ahmad, kepada Sri Sultan HB X.
Menurut Nur, semula pihaknya bersama Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kalurahan Hargobinangun mengajukan surat keberatan ke Pemkab Sleman atas aktivitas penambangan pasir di kali Kuning pada 20 Agustus 2020 yang lalu.
"Setelah kami mengajukan keberatan ke pemerintah Sleman, memang ada tindak lajut, sehingga air di kali Kuning berangsur jernih kembali. Namun, beberapa waktu berselang air di kali Kuning kembali keruh, Ngarso Dalem," lanjutnya.
Baca juga: Titah Sri Sultan Hamengku Buwono X: Gunung Harus Kembali ke Gunung
Baca juga: Ini Strategi Andalan Sri Sultan HB X untuk Turunkan Level PPKM di Wilayah DIY
Untuk itu, tambah Nur, pihaknya bersama Gapoktan kembali mengajukan surat keberatan yang kedua kepada pemkab Sleman pada 21 Agustus lalu.
Kepada Sri Sultan HB X, Nur menambahkan bahwa fungsi air kali Kuning bagi beberapa padukuhan di Hargobinangun tidak hanya untuk irigasi, tetapi juga sebagai pemasok sumur resapan komunal di setiap padukuhan.
Sementara, warga Kalurahan Argomulyo, Cangkringan melaporkan rencana pembukaan lokasi tambang pasir baru di sepanjang kali Gendol yang disebut dibekingi oleh oknum.