Kisah Inspiratif
Cerita Transpuan DI Yogyakarta Sulit Akses Fasilitas Kesehatan, 11 Orang Meninggal di Masa Pandemi
Keberadaan Waria Crisis Center seakan-akan tidak bisa membendung kematian teman-teman transpuan yang membutuhkan pertolongan.
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Gaya Lufityanti
“Dari situ saya berpikir apa perlu mohon bantuan ya? Malu kami juga. Namun kondisi genting seperti ini. Kami tidak punya dana untuk memakamkan dan membantu mereka,” paparnya.
Baca juga: CERITA Agnez Mo Buka Klinik Vaksin Covid-19 Gratis, Begini Cara Daftarnya
Galang Dana
Rully dan kawan-kawan di WCC kemudian memberanikan diri untuk membuka donasi.
Permohonan mereka itu menjadi viral di media sosial dan dibicarakan banyak orang, tidak terkecuali Alissa Wahid, putri sulung Presiden Abdurrahman Wahid.
Hingga kini, setidaknya sudah ada Rp 110 juta dana terkumpul untuk membantu kawan-kawan transpuan yang kesulitan.
“Kami utamakan yang mendesak dulu. Di Parangkusumo, Bantul, ada 20 orang Waria Pekerja Seks (WPS) yang butuh, maka kami bawa bantuan ke sana,” terang Rully.
Pengelolaan uang tersebut juga tidak dilakukan WCC sendiri, tapi bersama organisasi lain sehingga ada pemantauan uang digunakan untuk apa saja.
“Bantuan ini paling tidak jaga-jaga untuk 14 hari bagi setiap orang. Kami juga berencana membantu masyarakat sekitar dan lansia terdampak,” katanya.
Bantuan yang diberikan berupa sembako dan juga uang untuk membayar sewa tempat tinggal transpuan.
Bagi transpuan yang sedang isoman juga akan dibantu vitamin, masker dan sembako agar tetap bisa bertahan.
Wawancara Tribunjogja.com dan Bunda Rully, begitu ia kerap disapa harus terhenti lantaran dia baru saja dikabarkan ada rekan transpuan yang meninggal di Instalasi Gawat Darurat (IGD) di sebuah RS.
“Terima kasih untuk masyarakat dermawan yang sudah membantu kami. Ini sangat berarti buat kami dan bisa menjadi tabungan, sehingga jika ada apa-apa, kami sudah siap dana,” tambahnya. ( Tribunjogja.com )