Inilah Berbagai Penyebab Sesak Napas, Selain Gejala Covid-19 yang Harus Anda Pahami

Sesak napas bisa disebabkan oleh banyak kondisi kesehatan, tak hanya gejala Covid-19 saja.

Editor: Rina Eviana
(catinsyrup)
Ilustrasi asma 

-Mengi

-Batuk terus-menerus

-Peningkatan produksi lendir

-Kadar oksigen rendah

-Rasa sesak di dada

Emfisema atau penyakit kronis akibat kerusakan pada alveolus (kantong udara kecil pada paru-paru) yang sering disebabkan oleh merokok selama bertahun-tahun termasuk dalam kategori penyakit ini.

5. Emboli paru

Emboli paru adalah penyumbatan di satu atau lebih arteri yang menuju ke paru-paru.

Hal ini sering kali disebabkan oleh penggumpalan darah dari tempat lain di tubuh, seperti kaki atau panggul yang mengalir ke paru-paru.

Emboli paru adalah kondisi paru-paru yang bisa mengancam jiwa dan membutuhkan perhatian medis segera.

Selain sesak napas, gejala emboli paru lainnya termasuk:

-Pembengkakan kaki

-Nyeri dada

-Batuk

-Mengi

-Banyak berkeringat

-Detak jantung abnormal

-Pusing

-Penurunan kesadaran

-Warna kebiruan atau pucat pada kulit

6. Hipertensi pulmonal

Hipertensi pulmonal adalah tekanan darah tinggi yang memengaruhi arteri di paru-paru.

Kondisi ini sering kali disebabkan oleh penyempitan atau pengerasan arteri tersebut dan dapat menyebabkan gagal jantung.

Gejala hipertensi pulmonal sering kali dimulai dengan:

-Nyeri dada

-Sesak napas

-Kesulitan melakukan aktivitas olahraga

-Kelelahan ekstrim

Setelah itu, gejala hipertensi pulmonal bisa sangat mirip dengan emboli paru.

Kebanyakan orang dengan hipertensi paru akan merasakan sesak napas yang memburuk seiring berjalannya waktu.

Sementara, nyeri dada, sesak napas, atau kehilangan kesadaran adalah gejala yang memerlukan perhatian medis darurat.

7. Croup

Ilustrasi
Ilustrasi (Shutterstock)

Croup adalah salah satu jenis infeksi saluran pernapasan yang pada umumnya dialami anak-anak.

Anak yang menderita croup biasanya mengalami gejala yang khas, yaitu batuk keras seperti menggonggong

Buatlah janji dengan dokter jika Anda atau anak Anda memiliki gejala croup ini.

Anak-anak berusia antara 6 bulan hingga 3 tahun paling rentan terhadap croup.

Baca juga: Coba Lakukan Cara Ini untuk Mempercepat Pemulihan Anosmia Akibat Covid-19

8. Epiglotitis

Epiglotitis adalah peradangan yang terjadi pada epiglotis karena infeksi.

Epiglotis sendiri adalah tulang rawan yang berfungsi sebagai katup antara saluran makan dan trakea (saluran pernafasan).

Epiglotitis merupakan penyakit yang berpotensi mengancam nyawa yang membutuhkan perhatian medis segera.

Selain kesulitan bernapas atau sesak napas, gejala epiglotitis lainnya yang dapat diwaspadai termasuk:

-Demam

-Sakit tenggorokan

-Pengeluraha air liur secara tidak disengja

-Kulit membiru

-Kesulitan bernapas dan menelan

-Suara nafas yang aneh

-Badan menggigil atau terasa panas dingin

-Suara serak

Salah satu penyebab umum epiglotis dapat dicegah dengan vaksinasi haemophilus influenzae tipe b (Hib).

Vaksin ini pada umumnya hanya diberikan kepada anak-anak di bawah usia lima tahun, karena orang dewasa cenderung tidak terkena infeksi Hib.

9. Penyakit arteri koroner

Penyakit arteri koroner adalah penyakit yang menyebabkan pembuluh darah yang memasok darah ke jantung menyempit dan mengeras.

Kondisi ini menyebabkan aliran darah ke jantung menurun yang dapat merusak otot jantung secara permanen.

Selain kesulitan bernapas, tanda dan gejala penyakit jantung koroner juga termasuk:

-Nyeri dada (angina)

-Serangan jantung

10. Penyakit jantung bawaan

Penyakit jantung bawaan atau terkadang disebut cacat jantung bawaan adalah kondisi yang mengacu pada masalah bawaan pada struktur dan fungsi jantung.

Masalah ini dapat menyebabkan:

-Kesulitan bernapas

-Sesak napas

-Irama jantung yang tidak normal

11. Gagal jantung kongestif

Gagal jantung kongestif terjadi ketika otot jantung menjadi lemah dan tidak dapat memompa darah secara efisien ke seluruh tubuh.

Hal ini sering kali menyebabkan penumpukan cairan di dalam dan sekitar paru-paru.

Kondisi jantung lain yang dapat menyebabkan kesulitan bernapas di antaranya yakni:

-Serangan jantung

-Masalah dengan katup jantung

Baca juga: Perhatikan, Berikut Gejala dan Cara Alami Meningkatkan Kadar Oksigen dalam Darah

12. Aritmia jantung

Aritmia adalah jenis detak jantung tidak teratur yang memengaruhi ritme jantung atau detak jantung.

Kondisi ini bisa menyebabkan jantung berdetak terlalu cepat atau terlalu lambat.

Orang dengan kondisi jantung yang sudah ada sebelumnya berisiko lebih tinggi mengalami aritmia jantung.

Kapan harus ke dokter saat mengalami sesak napas?

Seseorang yang mengalami sesak napas yang tidak dapat dijelaskan harus berbicara dengan dokter untuk menentukan penyebab masalahnya.

Jika ada kecurigaan sesak napas disebabkan oleh Covid-19, sebaiknya telepon dahulu fasilitas kesehatan sebelum datang.

Beri tahu operator bahwa Anda sedang mencari perawatan untuk seseorang yang mungkin memiliki Covid-19.

Tindakan ini akan membantu petugas di fasilitas kesehatan mempersiapkan diri untuk merawat pasien dengan penanganan khusus.

Saat berhasil bertemu dengan dokter, dokter biasanya akan menanyakan tentang gejala lain yang dialami pasien.

Dalam beberapa kasus, diagnosis ini mungkin cukup bagi dokter untuk menentukan penyebabnya.

Sementara dalam kasus lain, dokter mungkin ingin menjalankan tes untuk membantu mendiagnosis masalah.

Tes ini mungkin termasuk:

1. Tes alergi

2. Tes PCR Covid-19

3. Rontgen dada

4. Tes paru-paru

5. CT-scan

6. Spirometri

7. Analisa gas darah (AGD) atau arterial blood gas (ABG). (KOMPAS.COM)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved