Warga Dusun Bayen Sleman Tunggu Relokasi 300 Jenazah di Makam yang Tergusur Tol Yogyakarta-Solo

Warga Dusun Bayen, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman mengusulkan dua bidang lahan pengganti makam yang terdampak pembangunan

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Kurniatul Hidayah
IST
Proyek strategis nasional pembangunan jalan Tol Yogyakarta-Solo-Semarang (Joglosemar) 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Warga Dusun Bayen, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman mengusulkan dua bidang lahan pengganti makam yang terdampak pembangunan tol Yogyakarta-Solo.

Kepala Dusun Bayen Budi Isro menyampaikan, total lahan pemakaman yang terdampak tol Yogyakarta-Solo di Dusun Bayen seluas kurang lebih 1.000 meter.

Terdiri dari satu bidang lahan pemakaman keluarga, dan dua bidang lainnya merupakan lahan pemakaman umum warga Dusun Bayen.

"Sebetulnya ada tiga lahan pemakaman yang terdampak. Di Timur itu kira-kira seperlima. Yang Barat 700 meter lebih, dan ada satu lagi makam keluarga. Totalnya ya sekitar 1.000 meter," katanya, saat dihubungi, Kamis (8/7/2021).

Baca juga: Danais Sebesar Rp 340 Miliar Dialokasikan untuk Tangani Dampak Pandemi Covid-19 di DI Yogyakarta

Ia menjelaskan, pihak Dusun sangat dilematis dengan adanya tiga bidang makam yang terdampak pembangunan tol tersebut.

Budi juga menegaskan, bahwa progres pembebasan lahan di Dusunnya masih jalan di tempat.

"Ini dilematis. Padahal kan kami punya makam. Kalau misal informasinya mendadak ini buat kami kalangkabut," ujar Budi.

Pihak Dusun telah mendata kepada para ahli waris dan didapati ada sekitar 300 jenazah yang dikubur di tiga lahan pemakaman itu.

"Jenazah ada sekitar 300. Kami sudah minta data ahli waris. Kami masih update terus, masih verifikasi," jelas dia.

Respon warga Dusun Bayen menurut Budi mereka terpaksa menerima dengan adanya pembangunan tol yang menggusur lahan pemakaman di Dusun itu.

Hal itu lantaran tidak ada alasan yang kuat bagi warga Dusun untuk menolak trase tol yang menerjang lahan pemakaman Dusun Bayen.

"Ya nek warga sebagian besar mengikuti. Karena kami gak mungkin bisa menolak seperti yang terjadi di beberapa tempat. Kami sulit karena gak ada alasan bahwa ini makam si a, makam ini dan itu," terang Budi.

Sehingga, pada prinsipnya warga Dusun Bayen menerima jika lahan pemakaman direlokasi namun harus ada lahan pengganti.

"Warga pada prinsipnya ya yang penting ada tempat untuk pindah," tegas dia.

Meski sudah ada dua lahan pengganti yang disiapkan oleh pihak Dusun, namun usulan tersebut belum sampai kepada tim pengadaan lahan tol Yogyakarta-Solo.

Pasalnya, ada beberapa kesepakatan yang perlu diselesaikan antara pihak pengadaan lahan tol dengan pemilik lahan yang telah diusulkan oleh pihak Dusun.

"Sudah ada dua lahan yang kamu usulkan. Tapi belum sampai ke tim pengadaan lahan tol. Untuk berapa luasannya, kami belum bisa umumkan. Dilematis, karena pemilik lahan ini minta harga yang sama jika nantinya harus dibeli," ungkapnya.

Dua lahan pengganti itu dijelaskan olehnya merupakan lahan pribadi salah satu warga Dusun Bayen.

"Lahan milik pribadi. Letaknya tak jauh dari makam yang terdampak. Alasan kami usulkan lahan pribadi supaya ngurusnya cepat, gak ribet," terang Budi Isro.

Terpisah, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Satuan Kerja (Satker) Pelaksana Jalan Bebas Hambatan (PJBH) Kementerian PUPR Wijayanto menanggapi, untuk saat ini proses pembebasan lahan belum sampai di Dusun Bayen.

Sehingga sosialisasi dan musyawarah pembebasan serta pembayaran ganti untung, termasuk proses relokasi lahan pemakaman belum dapat dilakukan.

"Memang belum sampai ke sana (Dusun Bayen) pembebasannya. Tapi kalau ada tanah warga yang untuk ganti lahan ya gak masalah. Nantinya jadi tanah pengganti makam," jelasnya.

Hanya saja, untuk teknis relokasinya seperti apa pihaknya masih membutuhkan kajian dengan beberapa pemangku kebijakan di wilayah DIY.

Baca juga: Stok Oksigen di Rumah Sakit Kota Magelang Menipis, Pemkot Pesan Oksigen dari Luar Kota 

Mengingat lahan pemakaman yang saat ini digunakan di Dusun Bayen masih berstatus tanah Sultan Ground (SG).

"Teknisnya seperti apa butuh kajian. Soalnya tanah makam itu Sultan Ground. Jadi kami bayarnya ke pihak Sultan," ungkapnya.

Pria yang akrab disapa Totok itu menambahkan, untuk ruas tol Yogyakarta-Solo lahan pemakaman yang terdampak khusus di wilayah Kabupaten Sleman sementara ini yang terdata hanya ada di Dusun Bayen.

Sementara di daerah lain, yakni Kabupaten Boyolali disampaikan olehnya ada dua bidang lahan pemakaman yang ikut tergusur akibat pembangunan tol tersebut.

"Lahan makam, kami baru menemui di Boyolali ada dua bidang. Kalau Sleman informasi sementara ini ya hanya di Bayen itu," tegas dia.

Terkait mekanisme penggantian lahan pemakaman, Totok menjelaskan taksiran harga lahan pengganti makam harus senilai dengan lahan makam yang terdampak.

"Ya harus senilai. Kurang lebih harus sama dengan lahan lama," pungkasnya. (hda)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved