Wabah Virus Corona
GEJALA Varian Baru Virus Corona Delta yang Harus Anda Ketahui, Beda dengan COVID-19 Sebelumnya
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, varian tersebut telah terdeteksi di lebih dari 80 negara dan terus bermutasi saat menyebar.
“COVID-19 tampak bertindak berbeda sekarang. Ini lebih seperti flu yang buruk pada populasi yang lebih muda dan orang-orang tidak menyadarinya, sehingga belum ditemukan dalam informasi pemerintah mana pun,” kata Spector.
Sejak awal Mei, dikatakan Spector, gejala teratas yang terlihat pada pengguna aplikasi tidak sama seperti sebelumnya.
“Gejala nomor satu adalah sakit kepala, kemudian diikuti oleh sakit tenggorokan, pilek, dan demam.”

Sementara gejala klasik COVID-19 seperti batuk dan kehilangan penciuman, jauh lebih jarang ditemukan sekarang. Banyak orang berusia muda justru mengalami pilek.
Varian Alpha yang pertama kali ditemukan di Inggris menyoroti munculnya serangkaian gejala yang lebih luas.
Baca juga: Peta Sebaran Kasus Baru COVID-19 hingga Jumat 18 Juni 2021 Pagi, Berikut Data Rinci di 34 Provinsi
Sebuah studi terhadap lebih dari satu juta orang di Inggris dalam studi REACT (yang melacak transmisi komunitas virus di Inggris) yang dilakukan antara Juni 2020 hingga Januari 2021 mengungkapkan, gejala tambahan yang terkait dengan Virus Corona termasuk kedinginan, kehilangan nafsu makan, sakit kepala dan nyeri otot, di samping gejala 'klasik'.
Varian yang harus diperhatikan
Minggu ini varian Delta diklasifikasikan kembali sebagai varian yang menjadi perhatian (variant of concern) oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), berdasarkan bukti yang semakin banyak bahwa varian Delta menyebar lebih mudah dan menyebabkan kasus yang lebih parah jika dibandingkan dengan varian lain, termasuk B. 1.1.7 (Alpha). Demikian kata CDC dalam sebuah pernyataan kepada NBC News.
Dr Scott Gottlieb, mantan komisaris Food and Drug Administration, mengatakan, varian Delta kemungkinan juga akan menjadi strain dominan di AS dan dapat terus meningkat.
Di Inggris, saat ini varian Delta juga bertanggung jawab atas sebagian besar infeksi baru, menyebabkan lonjakan kasus di kalangan anak muda dan yang tidak divaksinasi, dan bahkan menyebabkan peningkatan rawat inap pada kelompok tersebut.
Penyebaran varian Delta juga telah mendorong Inggris untuk menunda pelonggaran lebih lanjut dari pembatasan COVID-19.
Program vaksinasi COVID-19 diharapkan dapat menghentikan penyebaran liar varian Delta, sehingga harus terus dilakukan untuk melindungi generasi muda yang mungkin belum sepenuhnya divaksinasi.
Analisis dari Public Health England yang dirilis pada hari Senin menunjukkan bahwa dua dosis vaksin Pfizer-BioNTech atau Oxford-AstraZeneca COVID-19 sangat efektif mencegah rawat inap akibat terinfeksi COVID-19 varian Delta.
Profesor Paul Elliott, direktur program REACT dari Imperial's School of Public Health, mengatakan, pihaknya menemukan bukti kuat untuk pertumbuhan eksponensial infeksi dari akhir Mei hingga awal Juni.
Di mana data tersebut bertepatan dengan varian Delta yang mendominasi, sehingga sangat penting untuk terus memantau tingkat infeksi dari varian Delta.