Pemuda Tewas Dikeroyok
Lanjutan Kasus Pengeroyokan di Wirobrajan, Pengejaran Masih Nihil
Kepolisian masih melakukan pengejaran pelaku pengeroyokan yang menewaskan DW (22) warga Gedungkiwo, Mantrijeron, Kota Yogyakarta
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
"Dia baru bekerja belum ada satu tahun, jadi perbaikan AC. Setelah lulus tahun lalu, dia kerja. Saya sudah pesan jangan tidur malam-malam. Saya tidak tahu kalau dia pergi saat itu,” tambahnya.
Di rumah, DW selalu tidur sekitar pukul 00.00 WIB, mengantisipasi agar tidak telat bekerja.
Namun entah mengapa, di hari dimana dirinya meregang nyawa, DW justru masih mengobrol dengan teman-temannya hingga larut.
Dia memilih untuk menunda tidur dan membantu teman-temannya yang terkena masalah.
“Tidak pernah, anak saya tidak pernah ikut genk ataupun terlibat kekerasan seperti itu. Ini saya juga bingung kenapa dia berani maju. Bukan dia yang punya masalah,” ucapnya lagi.
Jenazah DW yang ditunggu-tunggu pun datang. Tepat pukul 15.45 WIB, tubuhnya yang terbujur kaku itu dibawa oleh ambulans dan langsung diserahkan pihak keluarga.
Suparjiman menangis sejadi-jadinya, tersesak ternyata anak bungsu kesayangannya betul-betul telah tiada.
Di samping jenazah DW yang diturunkan dari ambulans, pria berambut putih itu berteriak tersedu.
Dia tidak mendekat untuk melihat dan memilih menyaksikan anaknya dimasukkan ke keranda berwarna hijau dari kejauhan.
Suparjiman yang tabah menyalami semua pelayat tampak lunglai, dibopong oleh tetangganya.
“Dia sering menawari saya makanan. Dia takut kalau saya tidak makan,” katanya, saat masih berbincang dengan Tribun Jogja.
Meski terlihat lemah, Suparjiman tidak mau berdiam diri di rumah. Dia pun mengantarkan sang anak bungsu ke tempat peristirahatan terakhir yang terletak tak jauh dari rumah. (Tribunjogja.com | Hda | ard)
