Ini Syarat yang Diajukan Hamas untuk Gencatan Senjata dengan Israel

Gencatan senjata terus digaungkan sejumlah pihak terkait dengan konflik Israel dengan Hamas yang sudah menewaskan ratusan warga sipil di jalur Gaza

Editor: Hari Susmayanti
ANAS BABA / AFP
Sistem pertahanan rudal Iron Dome Israel (kiri) mencegat roket (kanan) yang ditembakkan oleh Hamas ke Israel selatan dari Beit Lahia di Jalur Gaza utara. Israel menghantam Jalur Gaza dengan serangan udara, menewaskan 10 anggota keluarga dan menghancurkan sebuah bangunan yang menampung media internasional. 

TRIBUNJOGJA.COM, GAZA - Gencatan senjata terus digaungkan sejumlah pihak terkait dengan konflik Israel dengan Hamas yang sudah menewaskan ratusan warga sipil di jalur Gaza.

Namun pihak Hamas memberikan dua syarat khusus jika Israel dan pihaknya sepakat melaksanakan gencatan senjata.

Hal itu disampaikan oleh Dr Basem Naim, mantan menteri kesehatan Palestina yang sekarang menjadi kepala dewan hubungan internasional Hamas.

"Kami memberi tahu semua pihak bahwa kami akan menerima gencatan senjata bersama dengan Israel dengan dua syarat," kata Dr Basem Naim, mantan menteri kesehatan Palestina yang sekarang menjadi kepala dewan hubungan internasional Hamas, kepada ABC News diwartakan pada Rabu (19/5/2021).

Dua syarat yang diajukan oleh Hamas yakni pasukan Israel menghentikan serangan ke Masjid Al-Aqsa dan menghentikan evakuasi paksa warga Palestina di lingkungan Sheikh Jarrah.

"Pertama, pasukan Israel harus menghentikan serangan ke kompleks Masjid Al-Aqsa dan menghormati situs tersebut.”

“Kedua, Israel harus menghentikan evakuasi paksa warga Palestina di lingkungan Sheikh Jarrah. Kondisi ini sesuai dengan hukum internasional, bukan hanya syarat yang diharapkan oleh otoritas Hamas."kata Bassem.

Namun menurut seorang pejabat Israel yang mengetahui langsung masalah tersebut, mengaku Israel, bagaimanapun, tidak tertarik dengan syarat apa pun.

"Kami menyatakan berhenti sebelum waktunya adalah memberi Hamas kemenangan yang diinginkannya," kata pejabat Israel itu kepada ABC News pada Selasa malam (18/5/2021).

"Hamas harus kalah sebagai hasil akhir dari (pertempuran) ini."

Kebuntuan tampak terjadi saat babak pertarungan antara kedua belah pihak memasuki hari ke-10 berturut-turut.

Hamas, yang memperoleh mayoritas dalam pemilihan legislatif Palestina 2006.

Kelompok ini mengambil kendali Jalur Gaza pada 2007 setelah memerangi saingannya dari pasukan Palestina.

Sebelumnya kelompok militan ini mengaku serangan roketnya ke Israel merupakan tanggapan atas bentrokan baru-baru ini, antara pengunjuk rasa Palestina dan polisi Israel di Kota Tua Yerusalem di luar kompleks Masjid Al-Aqsa.

Baca juga: DK PBB Gelar Rapat Darurat untuk Hentikan Konflik Israel Palestina

Baca juga: Kabar Perang Israel vs Militan Palestina, Saling Balas Roket dan Serangan Udara Berlanjut

Situs itu merupakan salah satu tempat paling suci dalam Islam.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved