Bisnis

Program Diklat 3 in 1 BDI Yogyakarta Bersama Dekranada Jadi Keunggulan

Program diklat 3 in 1 ini punya nilai lebih bagi peserta. Tak hanya pelatihan dan sertifikasi yang didapat, tapi juga ada penempatan kerja.

Penulis: Amalia Nurul F | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Amalia Nurul
Para peserta yang merupakan generasi milenial mengikuti diklat 3 in 1 pembuatan batik tulis di BDI Yogyakarta, Selasa (18/5/2021). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dekranasda DIY bersama Balai Diklat Industri (BDI) Yogyakarta menggelar diklat 3 in 1 pembuatan batik tulis, Selasa (18/5/2021) di BDI Yogyakarta.

Program diklat 3 in 1 ini memiliki nilai lebih bagi para peserta diklat.

Tak hanya pelatihan dan sertifikasi yang didapat, tapi juga ada penempatan kerja.

"Biasanya kan tidak ada penempatan. Ini ada penempatan. Jadi mereka-mereka ini terus bekerja. Ini jadi suatu hal yang menarik," papar Wakil Ketua III (Dewan Kerajinan Nasional Daerah) Dekranasda DIY Tazbir Abdullah, Selasa (18/5/2021).

Memiliki nilai lebih, peserta yang mendaftar pun membludak.

Baca juga: Dekranasda DIY dan BDI Yogakarta Gelar Diklat Pembuatan Batik Tulis untuk Millennial

Dari 30 orang yang dibutuhkan, ada lebih dari 130 orang yang mendaftar.

"Kemarin pesertanya banyak, ada 100 lebih yang mendaftar, lalu kita seleksi. Ini awal, baru pertama, kita harap ke depan terus ada kerja sama. Kita perkuat lagi kerja sama ini, Dekranasda DIY dengan Balai Diklat Industri," ujar Tazbir.

Ia melanjutkan, pihaknya merasa beruntung dengan kesempatan untuk menggelar diklat ini.

Sebab, tak semua provinsi memiliki BDI. Sementara di DIY memiliki BDI yang bisa menggelar diklat 3 in 1.

"Keberadaan balai diklat di Yogya ini sangat menguntungkan kita. Selama ini kita dengan Balai Batik, tapi di Balai Diklat ini ternyata bisa melakukan penempatan. Itu yang menyebabkan Dekranasda sangat antusias bersama dengan BDI," ungkapnya.

Selain itu, Tazbir menambahkan, ada tanggung jawab yang dipikul Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia.

Sehingga harus ada cara yang berkesinambungan untuk regenerasi batik.

Dengan menggaet generasi muda atau generasi millennial, harapannya dapat terus melanggengkan eksistensi batik serta Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia.

"Salah satu tanggung jawab kita sebagai Kota Batik Dunia yakni dengan bagaimana regenerasi, sustainability, termasuk wadah pekerjanya," ujarnya.

Baca juga: Dekranasda Kulon Progo Menggelar Karya Batik Kulon Progo di Era Pandemi Covid-19

Ia melihat, dengan adanya generasi milenial ini juga dapat melahirkan inovasi segar di dunia batik.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved