KISAH HARI-HARI AKHIR ADOLF HITLER : Joseph Goebbels Menyuntik Mati 6 Anaknya di Bunker

Joseph Goebbels melihat hari akhir kerajaan Ketiga telah tiba. Ia mengumpulkan 6 anaknya yang sedang bermain di bunker.

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
IST
Adolf Hitler 

TRIBUNJOGJA.COM - Joseph Goebbels melihat hari akhir kerajaan Ketiga telah tiba. Ia mengumpulkan 6 anaknya yang sedang bermain di bunker.

Tanpa diberitahu tujuan pastinya, ke-6 anak itu disuntik. Ajal menjemput mereka. Saat itu petang di 1 Mei 1945.

Ia kemudian memerintahkan ajudannya mencari bensin, lalu meminta sang ajudan membakar tubuhnya dan istrinya di taman beberapa saat nanti.

Ia tidak memberitahu siapapun telah mengeksekusi anak-anaknya di ruang keluarga mereka. Jasad anak-anak malang itu nantinya akan ditemukan tentara Rusia.

Menjelang malam, Goebbel dan istri meninggalkan bunker. Ia naik ke taman, memberi salam kepada mereka yang berpapasan di lorong.

Baca juga: KISAH HARI-HARI AKHIR ADOLF HITLER : Sang Fuhrer Tembak Kepalanya, Eva Braun Telan Kapsul Racun

Di taman, seorang prajurit SS atas perintahnya, membidik kepala Goebbels dan istrinya. Ajudan menyiramkan bensin ke tubuh mereka, lalu membakarnya.

Malam itu, sesudah kematian Borman, bunker terbakar. Semua yang tersisa berusaha meloloskan diri, tapi kebingungan.

Mereka hanya berputar-putar di atas bunker, kesulitan mencari jalan lolos dari pengepungan tentara Rusia yang ada di luar Reichstag.

Martin Borman berusaha lari di kegelapan malam, lewat terowongan-terowongan, banyak yang lolos. Banyak pula yang gagal.

Baca juga: KISAH HARI-HARI AKHIR ADOLF HITLER : Kabar Pengkhianatan Himmler Mengguncang Seisi Bunker

Borman disebutkan terlihat terakhir ada di bawah sebuah jembatan, tubuhnya tak bergerak tanpa luka. Menurut Frank Kempka, bekas sopir Hitler, Borman tertembak.
Tapi Arthur Axman, pemimpin pemuda Hitler menyaksikan wajah Borman bersih tanpa luka di bawah sebuah jembatan. Ia menduga Borman menelan kapsul sianida.

Kelak akan muncul kisah, Martin Borman sesungguhnya mampu meloloskan diri dari Berlin. Ia pergi ke Amerika Selatan, sebagaimana banyak tokoh Nazi yang selamat sesudah perang.

Jenderal Krebs dan Burgdirf diduga sudah menemui ajal di dalam bunker. Keesokan harinya, 2 Mei 1945, tentara Rusia berhasil maju dan menemukan jejak-jejak bumihangus bunker.

Baca juga: KISAH Hidup ADOLF HITLER, Atas Hasutan Borman, Goering Ditangkap Pasukan SS

Mereka sama sekali tidak menemukan Hitler dan para petinggi Nazi. Tubuh-tubuh terbakar tampak di taman di atas bunker.

Pasukan belum masuk ke bunker yang terlihat gosong, terbakar. Kehadiran tentara Rusia di sekitar mulut bunker jadi penanda jatuhnya Berlin.

Tapi Kerajaan Ketiga Jerman belum sepenuhnya hancur. Masih ada waktu beberapa hari hingga semuanya menjadi jelas, tentara Jerman menyerah kepada Sekutu dan Rusia.

Pada 4 Mei 1945, sebagian besar pasukan Jerman di barat laut Negara itu, Denmark dan Belanda menyerah kepada pasukan Inggris.

Baca juga: KISAH HARI-HARI AKHIR ADOLF HITLER: Sang Fuhrer Menjerit di Bunker Saking Marahnya

Tentara Kesselring di pegunungan Alpen menyusul menyerah. Hari berikutnya, 5 Mei 1945, Admiral Hans von Fiedeburg, komandan AL Jerman bertemu Jenderal Eisenhower di Reims.

Ia bersiap merundingkan penyerahan diri pasukannya. Di hari-hari bersamaan, gelombang pengungsian mengalir dari Berlin dan sekitar menuju wilayah barat yang dikuasai Sekutu.

Warga Jerman, dan tentaranya yang tersisa, ketakutan bilamana jatuh ke tangan pasukan Rusia. Mereka takut akan pembalasan hebat dari mereka, dan juga pembuangan ke Siberia.

Semasa puncaknya, Adolf Hitler mengkhianati komitmennya pada Stalin. Hitler mengirim pasukan besar guna merebut Rusia.

Pertempuran dahsyat terjadi di Leningrad dan Stalingrad. Selama serangan ke timur itu, terjadi pembantaian besar-besaran rakyat Rusia dan Yahudi.

Pada 7 Mei 1945, Laksamana Doenitz, yang merupakan pemimpin tertinggi pasukan Jerman mengirim telegram ke delegasi Jerman.

Ia memberi mandate untuk meneken penyerahan diri tanpa syarat. Eisenhower menerima pernyataan itu di sebuah sekolah kecil yang jadi markas Sekutu di Reims.

Pukul 02.41 waktu setempat, Jenderal Walter Bedell Smith meneken penyerahan itu didampingi Jenderal Ivan Susloparov (Rusia) dan Jenderal Francois Seves (Prancis).

Pihak Jerman diwakili Jenderal Jodl dan Admiral Hans von Fiedeburg. Jodl dalam pernyataan singkatnya menyatakan penyerahan diri tanpa syarat, dan mengharapkan kemurahan hati kepada para pemenang perang.

Hari berikutnya, 8 Mei 1945, untuk pertama kali sejak 1 September 1939, bom-bom dan tembakan senjata sepenuhnya berhenti di Eropa.

Dalam tempo lima tahun lebih itu, jutaan lelaki dan perempuan terbunuh sia-sia. Kehancuran Eropa tak terperi.

Kerajaan Ketiga yang diimpikan Hitler bisa bertahan 1.000 tahun, hancur dan menyisakan petaka dahsyat setelah hanya 12 tahun.

Mereka naik secara cepat, seperti kilat ketika melalap Polandia, tapi juga laksana halilintar menghilang dari sejarah Eropa.

Hari-hari selanjutnya, dunia akan melihat kekejaman demi kekejaman Nazi Jerman. Kamp-kamp konsentrasi ditemukan, berisi mayat dan mayat hidup korban persekusi ala Hitler.
Momen penting sesudah penyerahan Jerman, pada 21 Mei 1945, Heinrich Himmler, eks Komandan Gestapo yang bertanggungjawab atas kematian ratusan ribu orang di kamar gas, tertangkap.

Ia menyamarkan diri sebagai penduduk biasa bersama belasan perwira SS. Berusaha menyelundup ke Bavaria, kota kelahirannya di tengah aliran pengungsi.

Di sebuah pos penjagaan pasukan Inggris di antara Hamburg dan Bremerhaven, ia dicegat. Himmler mengakui identitas dirinya.

Ia segera dibawa ke markas lebih tinggi di Luksemburg. Saat menunggu interogator dari badan intelijen Sekutu yang mengetahui ciri khususnya, Himmler mengunyah kapsul sianida di mulutnya.

Sekira 12 menit kemudian, tokoh kejam yang mengkhianati Hitler itu kejang-kejang dan akhirnya mati. Sejumlah tokoh Nazi Jerman lain hidup sampai diadli di Nuremberg.

Rudolf Hess, pembelot yang terbang menggunakan pesawat ke Inggris, dijatuhi hukuman seumur hidup. Admiral Raeder, panglima AL Jerman sebelum Doenitz juga dihukum seumur hidup.

Sementara Doenitz hanya diganjar hukuman 10 tahun, dan itu tidak ia jalani sepenuhnya. Albert Speer, menteri dan arsitek Jerman, dihukum beberapa tahun lalu dibebaskan.

Ada 11 tokoh lain yang dijatuhi hukuman mati lewat hukuman gantung, karena dinyatakan bertanggungjawab langsung atas kematian banyak orang.

Mereka adalah Von Ribbentrop, Marsekal Keitel, Kaltenbrunner, Frank, Frick, Streicher, Seys Inquart Sauckel dan Jodl. Herman Goering juga dihukum mati, tapi ia menelan kapsul sianida sebelum digantung.

Sisanya, tokoh-tokoh pembamsi Yahudi yang kabur ke luar Jerman, kelak bertahun kemudian diburu, dieksekusi, dan atau diciduk tim khusus Mossad Israel.

Contohnya Adolf Eichman, tokoh Nazi yang diyakini jadi satu di antara arsitek eksperimen biologi menggunakan tubuh warga Yahudi, diciduk di Buenos Aires, Argentina.

Lewat operasi rahasia dan kilat, Eichman ditangkap, dibius, diselundupkan ke bandara, lalu diterbangkan diam-diam ke Israel. Ia diadili dan dijatuhi hukuman mati.(Tribunjogja.com/xna)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved