Pendidikan

Gelar Simulasi PTM Terbatas, SDN Lempuyangwangi Terapkan Pembelajaran Menyenangkan

SDN Lempuyangwangi menjadi satu dari lima SD di Kota Yogyakarta yang ditunjuk menjadi sekolah percontohan simulasi PTM terbatas.

Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Maruti Asmaul Husna
Guru SDN Lempuyangwangi menerapkan metode pembelajaran menyenangkan dengan cara bernyanyi bersama pada simulasi PTM terbatas, Rabu (28/4/2021). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - SDN Lempuyangwangi menjadi satu dari lima SD di Kota Yogyakarta yang ditunjuk menjadi sekolah percontohan simulasi pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.

Simulasi PTM terbatas ini dilaksanakan mulai hari ini (Rabu, 28/4/2021) hingga Jumat (7/5/2021).

Kepala SDN Lempuyangwangi, Esti Kartini, menyebutkan siswa yang dilibatkan dalam simulasi PTM pada 28 April hingga 3 Mei 2021 adalah siswa kelas V yang berjumlah 84 orang.

Sedangkan, pada 4-7 Mei 2021 adalah siswa kelas IV yang berjumlah 86 orang.

Baca juga: Gelar Simulasi Pembelajaran Tatap Muka, SDN Lempuyangwangi Buka 7 Ruang Kelas

Adapun setiap harinya siswa dibagi ke dalam 7 ruang kelas yang masing-masing berisi maksimal 12-13 orang.

"Dari pengamatan kami apa yang sudah kami rencanakan itu dapat berhasil dengan baik. Dari sisi protokol kesehatan, anak dicek suhu, cuci tangan, semua berjalan lancar," ungkap Esti kepada Tribunjogja.com, Rabu (28/4/2021).

Namun, menurutnya sedikit kendala ada pada siswa yang belum terbiasa dengan lokasi ruang kelas barunya.

Meskipun sudah diberitahu melalui Google Meet.

"Anak yang mencari ruang belum ketemu, namanya anak-anak sudah di-share dan diinformasikan melalui Google Meet masih kurang. Namun itu bisa diantisipasi dengan ada guru-guru piket yang mengawal. Sebelum pukul 07.30 WIB anak-anak sudah di kelas," tuturnya.

Menurut Esti, semua siswa yang datang hari ini dalam kondisi baik, tidak ada yang bersuhu di atas 37 derajat celcius.

"Pulang sekolah juga mereka kami cek suhu lagi untuk dilaporkan kepada orang tua bahwa anaknya sehat dalam kondisi suhu sekian," imbuhnya.

Esti menambahkan, pada saat pembelajaran pihaknya juga melakukan penguatan pada pendidikan karakter anak.

Baca juga: SDN Lempuyangwangi Siap Selenggarakan ASPD pada Akhir Mei

"Di sekolah ingin ada pembiasaan-pembiasaan. Ketika anak turun (di gerbang sekolah), cium tangan dan dibelai oleh orang tua, kami selalu mengingatkan itu. Kemudian begitu masuk disambut ibu bapak guru, kalau dulu melakukan salaman, sekarang dengan menangkupkan tangan," bebernya.

"Kami juga menginginkan pembelajaran yang menyenangkan. Sudah 14 bulan anak-anak belajar di rumah, ini titik jenuh anak-anak. Agar mereka secara psikis termotivasi, walaupun sudah lama tidak sekolah tetapi sekolah masih menyenangkan," sambungnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved