Mengganti Susu Sapi dengan Susu Almond Apakah Benar Lebih Sehat? Simak Penjelasan Berikut Ini
Bila dulu, minum susu sapi menjadi rutinitas sekaligus wujud kepedulian untuk memenuhi gizi harian agar mencukupi kebutuhan kalsium, kini banyak orang
TRIBUNJOGJA.COM - Saat ini, mengonsumsi susu nabati menjadi tren yang kian hari digandrungi masyarakat kita.
Bila dulu, minum susu sapi menjadi rutinitas sekaligus wujud kepedulian untuk memenuhi gizi harian agar mencukupi kebutuhan kalsium, kini banyak orang yang justru lebih gemar mengolah kacang-kacangan untuk dijadikan alternatif susu pengganti susu sapi.
Tidak hanya bagi mereka yang alergi susu sapi, namun banyak juga dari masyarakat yang ingin mencoba bahkan rutin mengonsumsi susu nabati untuk memenuhi kebutuhan gizi harian.
Baca juga: Susah Menahan Lapar Saat Berpuasa? Berikut 4 Tips Manjur Mengatasi Rasa Lapar
Baca juga: Resep Susu Kurma yang Mudah dan Segar Dinikmati saat Buka Puasa
Bila repot untuk mengolah susu nabati sendiri, saat ini juga sudah banyak toko dan supermarket yanhg menjual susu non-diary atau susu nabati dengan beragam merek, kandungan, hingga variasi harga.
Menurut kelompok riset konsumen Mintel, penjualan susu non-dairy meningkat lebih dari 60 persen sejak tahun 2012.
Di samping itu, satu dari lima orang di Amerika Serikat (AS) juga mulai mengurangi pengonsumsian susu sapi karena alasan kesehatan. Salah satu susu nabati yang paling terkenal dan banyak digemari adalah susu almond.
Baca juga: Resep Jurus Sehat Rasulullah Ala dr Zaidul Akbar: Minuman Kaya Serat dari Cokelat, Almond, dan Kurma
Meski demikian, kita mungkin bertanya-tanya seberapa sehat susu almond dan bagaimana gambarannya jika dibandingkan dengan susu sapi biasa?
Rincian nutrisi susu almond Seorang ahli nutrisi, Cynthia Sass, MPH, RD mengatakan, tidak ada satu cara khusus untuk membuat susu almond. Dan karena itu, pemecahan nutrisi susu almond berbeda untuk tiap produk.
"Secara keseluruhan, kandungan protein dan karbohidrat dalam susu almond tanpa pemanis tergolong rendah. Dengan demikian, makronutrien utama yang kita dapatkan adalah lemak yang menyehatkan," kata dia.
Tapi, kondisi tersebut bisa sangat bervariasi antara produk satu dan lainnya, tergantung pada berapa banyak almond yang dikandung.
Dengan kata lain, beberapa produk mengandung lebih banyak almond daripada yang lain, dan hal tersebut merupakan salah satu faktor yang memengaruhi manfaat kesehatan potensialnya.
Baca juga: Ini Beda Susu Kedelai dan Susu Almond, Mana yang Lebih Baik?
Beberapa merek susu almond juga diperkaya dengan kalsium, yang dapat meningkatkan nilai mineral harian untuk memenuhi atau melebihi jumlah yang ditemukan dalam susu sapi.
Jika telah dimasukkan ke dalam formulasi produk, vitamin D dan B12 adalah nutrisi lain yang mungkin akan kita temukan dalam jumlah yang lebih tinggi dalam susu almond.
Selain itu, beberapa produk menambahkan protein ke susu almond, terutama protein kacang polong.
Alasan utama orang memilih susu nabati adalah untuk menghindari produk susu sapi.
Entah itu karena alergi susu atau memang keinginan untuk mengonsumsi nabati. Tetapi, keduanya memiliki nutrisi yang sangat berbeda.
Sass menjelaskan, satu cangkir susu sapi menyediakan sekitar 8 gram protein, 13 gram karbohidrat, dan dari 0 gram lemak dalam skim menjadi 8 gram dalam susu murni.
Susu sapi juga menyediakan sekitar 25 persen dari nilai harian kalsium secara alami. Sayangnya, para ilmuwan mencatat, produksi susu sapi berkontribusi pada masalah lingkungan, termasuk produksi gas rumah kaca, perubahan iklim, polusi, dan resistensi antibiotik.
Ada pun, bagaimana susu almond dibandingkan dengan susu nabati lain, tergantung pada alternatifnya.
"Satu cangkir susu oat tanpa pemanis juga rendah protein, mungkin paling banyak 3 gram, tetapi karbohidratnya jauh lebih tinggi biasanya sekitar 16 gram dengan beberapa gram sebagai serat," tutur dia.
"Kandungan lemak susu oat juga bervariasi. Banyak merek yang menambahkan minyak dan kadar vitamin, serta mineralnya berbeda berdasarkan tingkat fortifikasi," sambung dia.
Menambahkan gula Menurut Sass, beberapa susu almond, termasuk yang memiliki rasa coklat dan vanilla, sudah ditambahkan gula dengan jumlah yang berbeda-beda tergantung mereknya.
"Satu cangkir dapat memberikan sebanyak 12 gram gula tambahan, setara dengan 3 sendok teh," ungkap dia.
"Menurut pedoman American Heart Association, itu setengah dari dosis harian yang direkomendasikan untuk tambahan gula bagi wanita," imbuh dia.
Bagi orang yang khawatir tentang mengonsumsi terlalu banyak gula tambahan, maka versi tanpa pemanis atau sedikit pemanis bisa menjadi pilihan yang lebih baik.
Versi dengan pemanis ringan biasanya mengandung sekitar 7 gram gula tambahan per cangkir atau kurang dari 2 sendok teh.
Salah satu pendorong produk susu almond yang baik adalah ketika memiliki bahan-bahan yang sederhana dan mudah dikenali.
Baca juga: Dari Rambut hingga Kuku, Ini Manfaat Minyak Almond untuk Perawatan Tubuh
Beberapa produk mungkin mengandung bahan aditif yang tidak diinginkan, termasuk pengawet dan minyak.
Banyak orang terkejut melihat tambahan yang tidak terduga akan ditemukan pada susu almond yang mahal.
Tetapi sekali lagi, tidak ada formulasi standar, itulah mengapa membaca daftar bahan adalah kuncinya.
Cara mengonsumsi susu almond, Sass mengatakan, kita bisa memasukkan susu almond pilihan kita ke dalam hampir semua hal.
Kita dapat menambahkannya ke dalam kopi, smoothies, oatmeal, oat semalam, atau untuk membuat puding chia dan es krim nabati.
"Susu almond tanpa pemanis juga dapat digunakan dalam hidangan gurih seperti sup krim, saus, kembang kol atau kentang tumbuk," kata dia.
Bahkan, kita juga bisa meminumnya sendiri dengan cara dihangatkan maupun didinginkan, atau sebagai bahan dasar untuk susu kunyit dan cokelat panas. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Benarkah Susu Almond Lebih Menyehatkan? Ini Penjelasannya"