Kota Yogyakarta

Pengusaha Malioboro Desak Pemkot Yogya Segera Lengkapi Fasilitas Penunjang Pedestrian

Pengusaha Malioboro berharap pihak Pemkot Yogyakarta bisa meninjau ulang kebijakan bebas kendaraan bermotor mulai pukul 18.00-21.00.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Azka Ramadhan
Perwakilan PPMAY selepas beraudiensi dengan Wali Kota Yogyakarta, di Komplek Balai Kota setempat, Rabu (7/4/2021) sore. 

TRIBUNJOGJA.COM - Penerapan kawasan pedestrian Malioboro sejak November 2020 ternyata tidak sepenuhnya mendapat respon positif.

Perkumpulan Pengusaha Malioboro Ahmad Yani (PPMAY) pun mengeluhkan dampak dari kebijakan tersebut, yang mengakibatkan unit usahanya sepi.

Ketua PPMAY, Sadono Mulyono mengatakan, omzet mereka mengalami penurunan drastis semenjak kendaraan bermotor dilarang masuk kawasan Malioboro.

Masalahnya, ia menilai, para pengunjung enggan berjalan jauh dari tempat parkir menuju lokasi, atau toko yang hendak ditujunya itu.

Baca juga: Grand Inna Malioboro Dukung Kegiatan UMKM Yogyakarta di Tengah Pandemi

"Sekarang siapa yang mau jalan kaki dari (Tempat Khusus Parkir) Abu Bakar Ali ke Ramai Mall? Itu kan sangat jauh, ya, kalau tidak naik kendaraan bermotor," ujarnya, usai audiensi dengan Wali Kota Yogyakarta, Rabu (7/4/2021) sore.

Dampaknya, penurunan omzet pun dirasakan hampir semua anggota PPMAY, karena kondisi Malioboro yang semakin sepi sejak pandemi COVID-19.

Oleh sebab itu, ia berharap, pihak Pemkot Yogyakarta bisa meninjau ulang kebijakan bebas kendaraan bermotor mulai pukul 18.00-21.00 tersebut.

"Secara signifikan ada mencapai 30 persen penurunannya, bahkan ada satu toko yang tutup, karena memang sama sekali tidak ada bisnis di sana, ya," keluh Sadono.

Ia mengungkapkan, sejatinya PPMAY tidak kontra dengan kebijakan tersebut.

Hanya saja, untuk penerapannya, masih membutuhkan persiapan yang lebih serius.

Pasalnya, untuk saat ini, ia menganggap, infrastruktur yang ada di kawasan Malioboro jauh dari layak untuk menunjangnya.

Satu di antaranya, terkait tempat khusus parkir di sirip-sirip Malioboro, yang sampai sekarang belum terwujud.

Baca juga: Sebut Ada Peningkatan Pengunjung di Malioboro, PPMAY Dukung Program Vaksinasi Covid-19

Alhasil, kendala tersebut menimbulkan jarak antara pengunjung, dengan toko yang berada di tengah Malioboro.

"Kalau infrastrukturnya belum lengkap, kembalikan dulu seperti semula, kan belum tertata secara rapi. Jadi, dengan kebijakan seperti itu, malah mengganggu bisnis kami. Toko bukannya ramai, malah semakin sepi," tandasnya.

Selain masalah parkir, PPMAY juga menyampaikan keluhan soal pedagang kaki lima yang hingga kini urung tertata rapi.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved