Sederet Fakta Densus 88 Geledah Rumah di Mantrijeron Yogyakarta, Barang Bukti hingga Kesaksian Warga
Penggeledahan oleh Densus 88 dilakukan di sebuah rumah yang ada di Jalan Suryadiningratan, Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta.
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri kembali melakukan penggeledahan sebuah rumah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Minggu (4/4/2021) siang.
Kali ini, penggeledahan oleh Densus 88 dilakukan di sebuah rumah yang ada di Jalan Suryadiningratan, Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta.
Dalam penggeledahan tersebut, Densus 88 dibantu kepolisian setempat menyeterilkan wilayah tersebut.
Aparat menyeterilkan wilayah dengan radius sekitar 300 meter dari tempat kejadian perkara.
Baca juga: UPDATE Kronologi dan Fakta Penggeledahan oleh Densus 88 di Mantrijeron
Baca juga: FOTO-FOTO Rumah di Mantrijeron Pascapenggeledahan oleh Densus 88
Masyarakat yang hendak masuk ke Jalan Suryadiningratan dihalau petugas bersenjata lengkap.
Sejumlah barang bukti dan dua orang perempuan ditemukan oleh tim Densus 88 dari hasil penggeledahan yang berlangsung selama kurang lebih enam jam tersebut.
Berikut sederet fakta yang dirangkum Tribun Jogja berdasarkan hasil reportase di lapangan :
1. Penggeledahan Berlangsung 6 Jam
Proses penggeledahan yang dilakukan oleh tim Densus 88 Mabes Polri di sebuah rumah yang ada di Mantrijeron Kota Yogyakarta berlangsung cukup lama.
Total, kurang lebih penggeledahan di rumah tersebut berlangsung sekitar enam jam.
Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri memulai proses penggeledahan rumah sejak siang hari.
Dan proses penggeledahan baru berakhir sekitar pukul 19.00 WIB.
Polisi pun langsung memasang garis polisi di rumah yang digeledah tersebut dan menyeterilkan daerah sekitarnya.

2. Barang Bukti
Beberapa barang bukti diamankan oleh tim Densus 88 dalam proses penggeledahan rumah di Mantrijeron Kota Yogyakarta tersebut.
Barang bukti yang diamankan berupa dokumen-dokumen yang ditemukan di rumah itu.
Data reporter Tribunjogja.com di lapangan, penggeledahan dimulai sekitar pukul 13.30 WIB hingga pukul 18.59 WIB.
Ketua RT setempat, Setyo Karjono, mengatakan Densus 88 mendatangi lokasi pada Minggu siang, sekitar pukul 13.30 WIB.
Ia mengaku diminta oleh Densus 88 untuk menjadi saksi penggeledahan di rumah tersebut.
"Saya tadi diundang untuk mendampingi Densus 88 saat melakukan penggeledahan," ujarnya kepada Tribunjogja.com, Jumat malam.

Menurutnya, beberapa dokumen dan barang-barang lain diambil oleh Densus 88.
Ia mengaku tidak mengetahui secara pasti detail dokumen yang disita oleh Densus 88.
Namun, ia mengatakan bahwa dokumen yang diambil cukup banyak karena hampir satu truk penuh.
"Peralatan kantor dan lain-lain sampai satu truk," kata Karjono.
"Tadi ada kaleng bertuliskan donasi juga disita Densus 88," imbuhnya.
3. Dua Orang Perempuan
Dalam penggeledahan rumah tersebut, tim Densus 88 juga menemukan ada dua perempuan yang ada di rumah itu saat petugas datang.
Hal itu diceritakan oleh ketua RT setempat, Setyo Karjono.
Menurutnya, ketika penggeledahan berlangsung, ungkap Karjono, di dalam rumah tersebut terdapat dua perempuan yang kebetulan berjaga.
Namun, ia enggan menjelaskan, apakah mereka ikut diamankan atau tidak oleh Densus 88.
"Dua orang berusia sebaya," katanya.
Karjono melanjutkan, dua perempuan itu berumur tidak lagi muda.

4. Tak Kenal Pemilik Rumah
Setyo Karjono juga menuturkan, meskipun ia sebagai ketua RT setempat, namun dirinya mengaku tak mengenal pemilik rumah tersebut.
Menurutnya, hal itu terjadi lantaran pemilik rumah memang terbilang tak pernah berinteraksi dengan warga sekitar.
"Penghuninya memang selama ini kurang berinteraksi dengan warga," ucap Karjono.
Baca juga: Begini Kesaksian Ketua RT Soal Penggeledahan oleh Densus 88 di Mantrijeron
Baca juga: Rumah di Mantrijeron Dipasangi Garis Polisi Seusai Digeledah Densus 88
Karjono menambahkan, rumah tersebut selama ini dijadikan tempat usaha.
Namun, baik pekerja maupun penjaga rumah tempat usaha itu diakuinya kurang berinteraksi dengan warga.
Ia pun berujar dirinya tidak mengetahui secara pasti aktivitas para penghuni di rumah yang dijadikan tempat usaha tersebut.
"Kurang berinteraksi, terutama dengan saya sendiri yang sebagai RT di sini. Sepertinya yang nunggu itu gantian," paparnya.
( tribunjogja.com )