Kisah Kakek 74 Tahun yang Telah Makamkan Ratusan Jenazah Covid-19, Tapi Belum Dapat Jatah Divaksin
Kakek sembilan cucu tersebut yang seharusnya menjadi prioritas target vaksinasi belum tersentuh vaksin Covid-19.
Pasalnya tiap malam selalu dibangunkan oleh dering bunyi handphone lawasnya yang menandakan adanya panggilan mendadak untuk pemakaman pasien Covid-19.
"Alhamdulillah sudah sebulan ini bisa tidur nyenyak. Jarang ada panggilan telepon malam-malam untuk menguburkan pasien Covid-19," katanya saat ditemui di TPU Jatisari kepada Tribunjateng.com.
Penuturannya, rentang bulan Juni 2020 hingga Agustus 2020 menjadi masa kematian Covid-19 yang terhitung tinggi.
Rentang waktu tersebut hampir tiap malam ada pemakaman pasien Covid-19.
Tak peduli hujan atau hal lainnya pihaknya harus memakamkan jenazah tersebut.
"Saya pernah semalam mengubur sembilan jenazah pasien Covid-19. Semalam suntuk tak tidur, mayat terus berdatangan," paparnya.
Dia mengaku, bersyukur lantaran angka kematian Covid-19 terus turun.
Baca juga: Kisah Pemuda Klaten Otodidak Rakit Jam Tangan Kayu, Bisnisnya Moncer Diminati Jepang Hingga Afrika
Baca juga: Kisah Petrus Adi Utomo, Pengamen Puisi di Parangtritis Hibur Wisatawan Lewat Untaian Kata-kata Indah
Kini tak setiap hari ada pasien Covid-19 meninggal.
"Malam tadi saya tak bekerja menguburkan pasien Covid-19. Terakhir kemarin (Senin) sore ada makamkan dua orang," jelasnya.
Dia mengatakan, waktu luang untuk beristirahat juga lebih banyak.
Terutama waktu untuk bermain bersama para cucunya.
"Ya dinikmati saja mumpung sepi habisin waktu bersama cucu dan keluarga," katanya.

Kendati demikian, pihaknya menyebut tetap siaga penuh jika dibutuhkan.
Saat ini masih ada 25 lubang untuk kuburan muslim.
Kemudian galian kuburan non muslim ada 20 lubang kuburan.
"Total kuburan pasien Covid-19 di TPU Jatisari ada sekira 425 makam," jelasnya.
( */ tribunjateng )
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Kisah Kakek 74 Tahun, Sudah Makamkan 425 Pasien Covid-19 di Semarang Namun Belum Dapat Vaksin