Kritisi Pemerintah DIY, BEM MK UGM Ciptakan Lagu Satir Berjudul Negeri Istimewa
Sekelompok mahasiswa UGM Yogyakarta menggemparkan jagat maya lewat karya musik energik penuh kritik sosial belum lama ini.
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sekelompok mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta menggemparkan jagat maya lewat karya musik energik penuh kritik sosial belum lama ini.
Mereka adalah Thomas Tatag, Joe Pramudio, Risan Arema, Angga Surbakti, Reinhard Boni, Afif Hanif, Imanuel, Teguh dan Ibnu Rozzan.
Sembilan remaja itu berani menyuarakan keresahan terkait penanganan sampah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) lewat musik.
Single lagu yang diciptakan para mahasiswa itu berjudul Negeri Istimewa. Lagu itu ditulis oleh Thomas Tatag dan disempurnakan oleh Joe Pramudio dan Angga Surbakti.
Mereka menyusun lagu tersebut sejak Februari lalu, dengan melakukan sejumlah riset di Tempat Pemungutan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Kabupaten Bantul.
"Kalau bikin lirik sampai proses record itu ya sekitar dua minggu. Tapi sebelum itu kami riset dulu sejak Februari," katanya, saat ditemui Tribunjogja.com, Selasa (23/3/2021)
Ia menambahkan, karya musiknya itu kini telah diunggah di kanal Youtube dan akun medsos Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa (KM) UGM.
Sejak dua hari diunggah di kanal Youtube, lagu yang penuh dengan kritik pedas terhadap pemerintah DIY itu telah ditonton lebih dari 15.000 kali per Selasa malam.
Bahkan, beberapa influencer di jagat maya menurut Thomas juga telah merespon dan memberikan apresiasi atas munculnya karya musik pertamanya itu.
"Kemarin beberapa influencer kayak dokter Tirta dan beberapa orang lain juga sudah kasih notice ke kami di twitter," ujar dia.
Berikut penggalan lirik yang mereka bawakan dalam lagu berjudul Negeri Istimewa yang mereka buat.
Jogja katanya mewah
Masa rakyat makan saja susah?
Daerah Istimewa kok gak punya tempat sampah?
Katanya mewah cuma bikin resah
Kalau gak bisa ngatasi masalah pemerintahan buat apa?
Baca juga: Optimalkan Upaya Penanganan Sampah, Pemkot Yogyakarta Lirik Teknologi Insenerator
Baca juga: Mahasiswa Jogja Suarakan Kritik Terkait Penanganan Sampah di TPST Piyungan Melalui Aksi Mural Art
Lagu tersebut memang terdengar satir dan isi lirik yang ditulis sepenuhnya berisi kritik terhadap kinerja para pemangku kebijakan.
Nuansa pemberontakan terhadap pemerintah kian terasa lewat hentakan bass drum dan irama elektro, sebab warna musik yang mereka usung yakni musik hip hop.
Dalam menulis lirik, Thomas mengaku sudah mempertimbangkan matang-matang konsekuensi ke depan baik itu teguran hingga somasi dari pemerintah DIY.