Kritisi Pemerintah DIY, BEM MK UGM Ciptakan Lagu Satir Berjudul Negeri Istimewa
Sekelompok mahasiswa UGM Yogyakarta menggemparkan jagat maya lewat karya musik energik penuh kritik sosial belum lama ini.
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Hari Susmayanti
Namun demikian, sampai saat ini pihaknya belum mendapat respon dari pemerintah DIY atas karyanya itu.
"Ya khawatir itu tetap ada. Kami yakin saja kalau di belakang kami banyak yang mendukung. Karena memang itu faktanya begitu. TPST Piyungan itu secara nomenklatur saja tidak jelas. Itu pengolahan, atau penumpukan atau apa," tegas Thomas.
Masih kata Thomas, tujuan dirinya membuat lagu bertema kritik sosial tersebut lantaran sejak demo Omnibus Law pada 8 Oktober 2020 itu, banyak pihak yang dirugikan, namun pesan yang ingin disampaikan justru tidak tersalurkan dengan baik.
"Dari hal itu kami lantas ingin menghidupkan kembali mengkritik lewat lagu hip hop seperti budaya Jogja yang
dulu," jelasnya.
Selain menyiratkan keresahan mengenai penanganan TPST Piyungan, musik yang dihasilkan para mahasiswa UGM itu juga menyinggung soal UMR Yogyakarta yang rendah serta pembangunan tata kota yang berlebihan.
Atas karyanya itu, para mahasiswa khususnya BEM MK UGM akan mengadakan public hearing dengan pejabat pemerintah DIY pada Rabu (24/3/2021) untuk memaparkan lebih lanjut keresahan yang selama ini mereka rasakan.
Thomas berharap, untuk ke depannya kesejahteraan warga sekitar TPST Piyungan lebih diperhatikan oleh pemerintah.
"Karena selama ini kan mereka hidup di antara tumpukan sampah. Apalagi saat hujan, air lindinya masuk ke pemukiman. Sementara penanganan sampah saja tidak selesai-selesai," ungkap mahasiswa semester 6 ini.(Tribunjogja/Miftahul Huda)