Vaksinasi Massal ASN dan Guru, Pemkot Yogyakarta Targetkan 2.000 Sasaran Terinjaksi Dalam Sehari

Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta mematok target bisa menginjeksi setidaknya 2.000 orang per hari, dalam proses vaksinasi massal

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA/ Azka Ramadhan
Salah satu ASN di lingkungan Pemkot Yogyakarta tengah mendapat injeksi vaksin Covid-19, di komplek Balai Kota setempat, Senin (22/3/2021). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta mematok target bisa menginjeksi setidaknya 2.000 orang per hari, dalam proses vaksinasi massal bagi para ASN, guru dan tenaga kependidikan yang berlangsung di komplek Balai Kota setempat selama enam hari, 22-27 Maret 2021.

Antusiasme sasaran vaksin pun tampak begitu tinggi. Terang saja, meski sudah diatur sedemikian rupa, kerumunan tetap tak terhindarkan.

Ruang tunggu yang berlokasi di halaman depan Balai Kota dan dilengkapi tenda peneduh, terlihat berjejalan manusia yang mengantre demi vaksinasi.

Baca juga: Bangun Taman Budaya Taraf Internasional, Bupati Bantul Sebut Bisa Bangkitkan Ekonomi Bantul Barat

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani mengakui, terjadi penumpukan massa, dalam vaksinasi massal hari pertama, Senin (22/3/2021).

Akan tetapi, ia berdalih, antrean itu terjadi lantaran banyak di antara penerima vaksin yang tidak datang sesuai jadwalnya.

"Ini kan 2.000 orang dalam 8 jam. Sebetulnya sudah kita tata, asal disiplin, 1 jam 250 selesai, seharusnya begitu. Tapi kan kadang ada yang datang tidak sesuai jam," cetusnya.

Ditambah lagi, masalah data yang seringkali invalid, serta buruknya koneksi internet, membuat kerumunan pun makin tak terhindarkan.

Namun, menurutnya, vaksinasi massal kini memang jadi pilihan terbaik, untuk mempercepat proses, serta mengejar target, supaya tidak berlarut-larut.

"Lagipula kan harus bertahap, dari meja satu, ke meja dua, meja tiga dan meja empat. Setelah disuntik, juga istirahat dulu 30 menit. Ini kalau tidak massal, bakal lama banget. Tapi, tetap kita upayakan semaksimal mungkin, jangan sampai terjadi penumpukan lah, ya," ungkap Emma.

Lebih lanjut, ia mengatakan, teknis pelaksanaan vaksinasi mengalami perubahan.

Jika sebelumnya direncanakan ASN dan tenaga kependidikan dipisah dalam tiga hari pertama dan kedua, akhirnya dilaksakan serentak.

Hal itu, untuk mengantisipasi kekosongan di kantor dan sekolah.

Baca juga: Ini Tanggapan Pemda DIY Soal Rencana Pemkot Yogyakarta yang Akan Gelar Sekolah Tatap Muka

"Kita campur. Kemarin kan rencana ASN, terus sekolah. Tapi, ternyata tidak bisa, karena kantor kan tidak boleh kosong. Sehingga tidak bisa hari ini dinas ini, lalu besok dinas ini, harus sebagian-sebagian dulu jadinya," terangnya.

Di samping itu, jumlah sasaran vaksinasi pun mengalami penambahan. Jika sebelumnya berada di angka 12.232, kini menjadi 12.700 sasaran.

Sebab, menjelang hari pelaksanaan, pihaknya mendapat tambahan pendaftar dari pegawai Kemenag Yogya, yang tidak terakomodir provinsi.

"Tapi, Kemenag pun baru (pegawai) kantor, KUA dan para penyuluhnya. Jadi, guru-guru di MI dan sebagainya itu juga belum, karena banyak banget. Kita kan harus menghitung kemampuan vaksinatornya," pungkas Emma. (aka)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved