Bangun Taman Budaya Taraf Internasional, Bupati Bantul Sebut Bisa Bangkitkan Ekonomi Bantul Barat
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengatakan taman budaya akan dimanfaatkan untuk pertukaran pertunjukan kebudayaan internasional, seperti Eropa
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Pemerintah Kabupaten Bantul bakal segera membangun taman budaya.
Taman budaya berkelas internasional tersebut akan dibangun di Padukuhan Kamijoro, Kalurahan Sendangsari, Kapanewon Pajangan.
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengatakan taman budaya akan dimanfaatkan untuk pertukaran pertunjukan kebudayaan internasional, seperti Eropa dan Amerika.
Baca juga: Ini Tanggapan Pemda DIY Soal Rencana Pemkot Yogyakarta yang Akan Gelar Sekolah Tatap Muka
Biaya yang digelontorkan untuk pembangunan adalah Rp 150 miliar.
"Untuk lahan sudah, sekitar lima hektare, pemilik ada 19. Pembiayaan dari Danais dan APBD Kabupaten Bantul. Sosialisasi sudah dilakukan, appraisal juga sudah. Tahun ini harus selesai DED, kemudian tahun 2022 membangun konstruksi. Jadi total pengadaan lahan, DED, sampai konstruksi sekitar Rp 150 miliar," katanya, Senin (22/03/2021).
Ia mengungkapkan Kamijoro dipilih sebagai lokasi pembanguan karena outer ring road dan relatif dekat dengan bandara.
Menurut dia, pembangunan taman budaya juga akan membangkitkan ekonomi di Bantul sisi barat.
"Pertumbuhan ekonomi bukan mesti pabrik, tapi aktivitas yang memungkinkan tumbuh ekonomi. Taman budaya itu aka menjadi pengungkit pertumbuhan ekonomi, akan merangsang homestay milik masyarakat," ungkapnya.
Baca juga: VIRAL Pemakaman di Klaten yang Dicat Warna-warni Habiskan 16 Kilogram Cat
Taman budaya, lanjut dia, tidak dilengkapi dengan homestay. Sehingga pelaku seni maupun pengunjung bisa menginap di homestay sekitar taman budaya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Bantul, Helmi Jamharis menambahkan dalam proses pembangunan, Pemkab Bantul akan melibatkan seniman dan budayawan.
Sebab seniman dan budayawan menjadi subyek pemanfaatan paling banyak.
"Nantinya juga bukan hanya untuk kesenian, tetapi juga untuk ekonomi," tambahnya. (maw)