Studi Baru NASA Perkuat Keyakinan Bahwa Ada Air di Mars
Tim tersebut berfokus kepada jumlah air di Mars dari waktu ke waktu dan komposisi kimiawi atmosfer planet saat ini.
Penulis: Sigit Widya | Editor: Sigit Widya
Selain itu, karena tidak memiliki lempeng tektonik, Mars tidak dapat mendaur ulang air ke atmosfer melalui proses vulkanisme seperti di Bumi.
Hal tersebut membuat "pengeringan" di permukaan Mars menjadi permanen.
“Bahan terhidrasi di planet kita terus didaur ulang melalui lempeng tektonik,” kata ilmuwan utama Program Eksplorasi Mars di markas besar NASA, Michael Meyer.
"Karena memiliki pengukuran dari beberapa pesawat ruang angkasa, kami dapat melihat bahwa Mars tidak mendaur ulang sehingga air sekarang terkunci di kerak atau hilang ke luar angkasa," sambungnya.
Penjelajah Mars Perseverance NASA telah menemukan tanda-tanda erosi air di bebatuan Mars selama pencarian astrobiologis.
Tujuan utama dari penjelajah tersebut adalah untuk mencoba menemukan tanda-tanda kehidupan mikroba purba selama misi dengan mengumpulkan dan menyimpan batuan dan sedimen.
Baca juga: Tak Ingin Kalah dari Amerika, China Bersiap Jelajahi Planet Mars Musim Panas Mendatang
Baca juga: Roket Perseverance Penjelajah Mars, Baru Mendarat Lagi di Bumi pada Tahun 2031
Dua dari penulis utama studi akan membantu dalam upaya mengumpulkan sampel yang akan dikembalikan melalui program Mars Sample Return pada awal 2030-an.
Meyer, yang merupakan bagian dari Program Pengembalian Sampel Mars, mengatakan bahwa tim ilmuewan menantikan analisis berkelanjutan dari studi kali ini.
“Sejarah air di Mars dan hubungannya dengan pencarian astrobiologis untuk kelayakan hunian dan kehidupan adalah satu pertanyaan terbesar yang terus kami pelajari,” katanya.
“Kami berharap dapat mengumpulkan sampel murni Planet Merah dengan penjelajah Mars Perseverance dan dengan aman membawanya kembali ke Bumi untuk studi ilmiah," pungkasnya. (Tribunjogja)