Pengangguran Terbuka di Sleman Meningkat Selama Pandemi Covid-19
Kepala Dinas Tenaga Kerja Sleman Sutiasih menyampaikan, angka pengangguran terbuka di Bumi Sembada, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
"Sebab lulusan SLTA masih lanjut sekolah, sehingga belum masuk angkatan kerja. (Sedangkan) SMK tidak sekolah, apalagi sekarang situasi pandemi. Lapangan pekerjaan menyempit," ungkapnya.
Sutiasih mengatakan, Disnaker telah melakukan pendataan bagi perusahaan-perusahaan yang melakukan pengurangan karyawan akibat pandemi.
Baca juga: Sopir Ambulans di Klaten Sulap Ban Mobil Bekas Jadi Akuarium Bernilai Jual Tinggi
Hasilnya, kata dia, selama 2020 ada sebanyak 1.084 orang di Sleman berhenti bekerja.
Rinciannya, 585 orang dirumahkan dan 499 orang dilakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).
"Data ini akan kami update lagi tahun ini," ujarnya.
Sementara itu, Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo (KSP) mengungkapkan, Pemerintah Kabupaten akan terus berupaya mengatasi angka pengangguran di tengah pandemi.
Caranya dengan memberikan program pelatihan melalui balai pelatihan kerja (BLK) maupun Mobile Training Unit (MTU).
Prioritas diberikan kepada mereka yang terkena PHK.
"Pengangguran di tengah covid ini banyak. Kedepan akan di berikan pelatihan-pelatihan dari Kementerian atau apapun diutamakan untuk masyarakat yang berhenti bekerja. Kemiskinan jangan sampai naik," ujar dia.
Disamping itu, pengentasan kemiskinan juga dilakukan dengan program padat karya. Meksipun bersifat sementara, tapi melalui program dari bantuan keuangan khusus (BKK) itu, diharapakan dapat membantu perekonomian warga. (Rif)