Kabupaten Gunungkidul
Dua Sekolah di Gunungkidul jadi Percontohan Belajar Tatap Muka Juli Mendatang
Dua satuan pendidikan di Kabupaten Gunungkidul ditunjuk jadi percontohan untuk pelaksanaan belajar tatap muka pada Juli 2021 mendatang.
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Dua satuan pendidikan di Kabupaten Gunungkidul ditunjuk jadi percontohan untuk pelaksanaan belajar tatap muka pada Juli 2021 mendatang.
Adapun keduanya merupakan jenjang pendidikan menengah.
Kepala Balai Pendidikan Menengah (Dikmen) Gunungkidul, Sangkin mengatakan keduanya adalah SMA Negeri 2 Playen dan SMK Negeri 1 Wonosari.
"Betul, keduanya sudah dirancang untuk menjadi percontohan untuk belajar tatap muka Juli nanti," katanya dihubungi pada Jumat (05/03/2021).
Sangkin mengungkapkan, kedua sekolah tersebut sebenarnya akan melaksanakan belajar tatap muka pada Januari lalu. Namun karena kebijakan PTKM, rencana itu urung terlaksana.
Balai Dikmen Gunungkidul menilai dua sekolah ini dianggap paling siap melaksanakan belajar tatap muka. Namun nantinya akan ada uji coba dulu sebelum mulai dilakukan.
"Sejauh ini baru sebatas presentasi kesiapan sekolah, jadi nanti akan ada uji coba untuk evaluasi," jelas Sangkin.
Meski begitu, ia tak menutup kemungkinan jumlah sekolah yang melaksanakan belajar tatap muka akan bertambah. Sebab secara umum seluruhnya dianggap siap.
Baca juga: Wali Kota Yogya Haryadi Suyuti Dapat Suntikan Vaksin Covid-19
Baca juga: Puluhan Santri dan Guru Ponpes di Bantul Terpapar COVID-19
Total ada 24 SMA negeri/swasta serta 47 SMK negeri/swasta di Gunungkidul.
Menurut Sangkin seluruh sekolah sudah menyiapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk pelaksanaan belajar tatap muka.
"Jadi setelah dua percontohan itu, akan bertambah lagi. Mengikuti hasil evaluasi dari uji coba yang dilakukan," paparnya.
Sementara untuk jenjang PAUD, TK, SD, dan SMP di Gunungkidul belum ada yang diajukan sebagai percontohan. Hal itu disampaikan Kabid SMP, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Gunungkidul Kiswara.
Ia beralasan hampir semua sekolah jenjang SD-SMP siap melaksanakan belajar tatap muka. Apalagi pihaknya sudah melakukan kajian dan evaluasi.
"Kesiapan SMP mencapai 98 persen, SD 87 persen. Tinggal PAUD yang masih agak terkendala," jelas Kiswara.
Ia mengharapkan kewenangan melaksanakan belajar tatap muka bisa diserahkan ke daerah. Sebab situasi dan karakteristik tiap wilayah berbeda-beda, salah satunya menyangkut soal COVID-19.
Disdikpora Gunungkidul pun sudah melakukan simulasi pada Juli 2020 lalu. Menurut Kiswara, seluruh sekolah juga telah memiliki materi sosialisasi belajar tatap muka untuk pelajar dan walinya.
"Tapi karena harus satu komando dari pusat, mau tidak mau harus mengikuti," tuturnya.(Tribunjogja/Alexander Ermando)