LIPSUS : Pencarian Jati Diri Anak Adopsi, Mencari Sang Orang Tua di Yogya
Robbert, Yustine, dan Emmanuella meluangkan waktu untuk melakukan riset dan menyebarkan informasi di internet tentang pencarian orang tua kandungnya.
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Gaya Lufityanti
Terkoneksi
Robbert Geertzema begitu antusias tatkala menceritakan proses pengadopsian dirinya.
Ia berharap, kisah yang dibagikan bisa membantu dirinya menemukan orang tua di Yogya.
Ia tentu saja tidak ingat bagaimana prosesnya, tapi orang tua dan keluarga Geertzema tetap berterus terang tentang adopsi tersebut.
“Saya sampai di Belanda pada bulan Januari 1979, itu cukup sulit untuk saya,” ungkap Robbert kepada Tribunjogja.com.
Kesulitan Robbert bukan tanpa sebab.
Ia merasa tidak seperti orang Belanda pada umumnya.
Kulit Robbert sama seperti orang Indonesia, berwarna sawo matang dan berambut hitam.
Warna matanya juga hitam dengan batang hidung cukup tinggi.
Robbert juga merasa tidak cukup dekat dengan dua orang tua angkat.
Ia selalu merasa mereka tidak bisa memahami dirinya.
Baca juga: Cerita Anak-anak Adopsi Mencari Orang Tua di Yogya, Dari Belanda dan Inggris
“Orang tua saya tidak pernah memahami tentang diri saya. Jadi, sebenarnya ini cukup sulit. Mereka bilang kalau saya dibesarkan di Belanda maka saya adalah orang Belanda,” ujarnya.
Hingga kini, Robbert masih merasa hampa.
Kepingan puzzle dalam dirinya belum juga komplet jika ia belum menemukan siapa orang tua kandungnya.
Pada tahun 2016, Robbert sempat mengunjungi Indonesia untuk pertama kalinya. Ia langsung menuju Yogyakarta.