Penjelasan BPPTKG Yogyakarta Kondisi Gunung Merapi Setelah Keluarkan Awan Panas Guguran

Gunung Merapi (2.968 mdpl) kembali mengeluarkan awan panas guguran pagi ini (Rabu, 24/2/2021) pukul 06.31 WIB.

Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Iwan Al Khasni
BPPTKG Yogyakarta
Penampakan awan panas guguran Rabu (24/2/2021) pukul 06.31 WIB 

Pada periode ini, terjadi hujan di Gunung Merapi. Angin bertiup sedang ke arah timur laut.

"Volume curah hujan 4 mm per hari," imbuh Hanik.

MAKIN INTENS - Guguran material batu pijar (rock fall) Merapi terus berlangsung hingga Selasa (23/2/2021) dini hari. Pengamatan dan pemotretan sejak Senin (22/2/2021) sekira pukul 21.30 WIB hingga pergantian hari, terjadi belasan kali guguran. Arah guguran terbagi tiga jalur, utamanya ke arah hulu Kali Boyong dan Kali Krasak. Sementara jalur baru ke hulu Kali Sat dari GOR Kaliurang tidak bisa dilihat secara sempurna karena terhalang punggungan lereng. Namun guguran tersebut bisa dicermati dari pendaran warna merah serta kepulan asap dari balik punggungan sisi barat puncak
MAKIN INTENS - Guguran material batu pijar (rock fall) Merapi terus berlangsung hingga Selasa (23/2/2021) dini hari. Pengamatan dan pemotretan sejak Senin (22/2/2021) sekira pukul 21.30 WIB hingga pergantian hari, terjadi belasan kali guguran. Arah guguran terbagi tiga jalur, utamanya ke arah hulu Kali Boyong dan Kali Krasak. Sementara jalur baru ke hulu Kali Sat dari GOR Kaliurang tidak bisa dilihat secara sempurna karena terhalang punggungan lereng. Namun guguran tersebut bisa dicermati dari pendaran warna merah serta kepulan asap dari balik punggungan sisi barat puncak (TRIBUNJOGJA/ Setya Krisna Sumargo)

Adapun kegempaan yang terjadi antara lain 21 kali gempa guguran dengan amplitudo 4-45 mm dan durasi 12-99 detik serta 1 kali gempa hembusan dengan amplitudo 20 mm dan durasi 12 detik.

Hanik menyampaikan, Gunung Merapi sampai saat ini masih berstatus siaga (level III).

Potensi bahaya saat ini, kata Hanik, berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya, meliputi sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km.

Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Hanik menyampaikan, daerah di luar potensi daerah bahaya saat ini kondusif untuk beraktivitas sehari-hari.

"Diharapkan dapat berlangsung seterusnya. Namun, jika terjadi perkembangan erupsi yang mengarah ke daerah tersebut setidaknya masyarakat sudah memanfaatkan waktu yang ada dengan baik.

"Hal ini sesuai dengan konsep living harmony dengan Merapi," tandasnya. ( Tribunjogja.com | Uti )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved