Kabupaten Bantul
46 Shelter Kalurahan di Bantul Siap Digunakan
Kalurahan di Kabupaten Bantul telah menyiapkan shelter bagi warganya yang terpapar COVID-19 dengan gejala ringan.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Kalurahan di Kabupaten Bantul telah menyiapkan shelter bagi warganya yang terpapar COVID-19 dengan gejala ringan.
Ketua Asosiasi Pemerintah Desa (Apdesi) Bantul, Ani Widayani mengatakan dari 75 kalurahan, sudah ada 46 kalurahan yang menyiapkan shelter.
Sebagian besar kalurahan mendapat bantuan berupa kasur dan bantal untuk melengkapi fasilitas shelter.
"Dari data yang kami terima, sudah ada 46 kalurahan yang siap. Ada sekitar 100 bantal dan kasur yang kami terima, dan nanti akan didistribusikan ke 46 shelter,"katanya, Rabu (17/02/2021).
Baca juga: Gandeng UIN Sunan Kalijaga, Kalurahan Guwosari Pajangan Bantul Bangun Shelter tingkat Kapanewon
Distribusi kasur dan bantal akan dilakukan secara bertahap.
Hingga saat ini sudah ada 35 shelter yang sudah mendapatkan bantuan. Sedangkan sisanya akan segera didistribusikan.
Terkait kalurahan yang belum menyediakan shelter COVID-19, Ani tak tahu penyebab pastinya.
Namun demikian, Apdesi Bantul masih akan terus melakukan pendekatan dan mendorong agar 25 kalurahan lainnya juga memiliki shelter.
Tujuannya adalah untuk antisipasi jika rumah sakit dan rumah sakit lapangan khusus COVID-19 penuh.
Baca juga: Desainer Asal Bantul Lelang 15 Busana untuk Penyintas COVID-19
"Kami belum tahu alasannya. Yang jelas kami siap membantu memfasilitasi. Kalau nanti kalurahan siap, kami akan membantu bantal dan kasur," lanjutnya.
Terpisah, Kabag Administrasi Pemerintah Desa, Setda Bantul, Kurnianto menambahkan shelter kalurahan sudah bisa dimanfaatkan.
Namun belum banyak pasien yang memanfaatkan shelter kalurahan.
Hal ini karena shelter kabupaten masih mencukupi sehingga kebanyakan pasien COVID-19 dengan gejala ringan masih bisa menjalani isolasi di shelter kabupaten.
“Sejauh ini masih jarang ditempati, karena shelter kabupaten masih kuat menampung. Sedangkan untuk OTG rata-rata memilih isolasi mandiri di rumah masing-masing,” tambahnya. ( Tribunjogja.com )
