Cerita Korban Longsor di Nganjuk saat Bencana Tiba-tiba Datang dan Menerjang Satu Dusun

Keluarga korban longsor, Yatemi (52) menceritakan, detik-detik longsor menerjang rumahnya dan warga lain.

Editor: Muhammad Fatoni
KOMPAS.com/USMAN HADI
Kondisi salah satu rumah warga yang tertimbun longsor di Dusun Selopuro, Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Nganjuk, Jawa Timur, Senin (15/2/2021). 

TRIBUNJOGJA.COM, NGANJUK - Tanah longsor menerjang rumah warga di RT 01 RW 06, Dusun Selopuro, Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Minggu (14/2/2021) sekitar pukul 18.15 WIB.

Sebanyak 10 orang tewas akibat longsor tersebut.

Lalu, dua orang luka-luka dan sembilan warga hilang tertimbun longsor.

Sementara itu, sekitar seratus warga dusun tersebut mengungsi di tiga lokasi yang disediakan d Desa Ngetos.

Baca juga: Bencana Tanah Longsor Terjang Dusun Selopuro Nganjuk, 16 Orang Masih Hilang, 2 Tewas

Baca juga: Intensitas Hujan Tinggi, Bencana Tanah Longsor Terjang Dua Lokasi di Giwangan

Keluarga korban longsor, Yatemi (52) menceritakan, detik-detik longsor menerjang rumahnya dan warga lain.

Saat itu, Yatemi sedang menunaikan salat Maghrib.

"Saya kan habis salat, wiridan. Lalu ada suara seperti lesus (angin puyuh), kayak angin gemuruh," kata Yatemi kepada Kompas.com, Senin (15/2/2021).

Longsor terjang rumah warga di Dusun Selopuro, Desa/Kecamatan Ngetos, Nganjuk, Jawa Timur, Minggu (14/2/2021)
Longsor terjang rumah warga di Dusun Selopuro, Desa/Kecamatan Ngetos, Nganjuk, Jawa Timur, Minggu (14/2/2021) (KOMPAS.com/USMAN HADI)

Tanpa diduga, pintu rumah Yatemi tertimpa kayu.

Ia lantas berlaring ke pintu belakang dan berteriak minta toong saat berada di kamar mandi.

Nenek yang tinggal seorang diri itu bisa menyelamatkan diri.

"Saya nggak apa-apa," tuturnya.

Namun, raut sedih terlihat dari wajah Yatemi.

Meski bisa menyelamatkan diri, menantunya Fathim, meninggal walau sempat dilarikan ke RSUD Nganjuk.  

Baca juga: Cuaca Ekstrem, Dua Wilayah di Kabupaten Magelang Dilaporkan Longsor

Baca juga: Memasuki Puncak Musim Hujan, BPBD DIY Imbau Warga Waspadai Bencana Banjir dan Tanah Longsor

Sementara anaknya, yang merupakan suami Fathim, belum ditemukan.

Selama ini, keluarga Fathim tinggal terpisah dari Yatemi.

Cucu Yatemi, anak kembar dari Fathim, selamat.

Saat kejadian, anak kembar itu sedang bermain di rumah tetangga.

Salah satu warga lainnya, Surati (72) menambahkan, sebelum longsor hujan deras mengguyur Dusun Selopuro, Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk.

Lalu tetiba muncul suara ribut saat bakda maghrib.

"Karena hujan, orang-orang pada berteduh di rumah. Lalu muncul suara gradak bakda maghrib," ungkapnya.

Longsor terjang rumah warga di Dusun Selopuro, Desa/Kecamatan Ngetos, Nganjuk, Jawa Timur, Minggu (14/2/2021)
Longsor terjang rumah warga di Dusun Selopuro, Desa/Kecamatan Ngetos, Nganjuk, Jawa Timur, Minggu (14/2/2021) (KOMPAS.com/USMAN HADI)

Rumah Surati berada di sisi utara, sehingga tidak tertimpa longsor.

Ia pun bisa bergegas menyelamatkan diri.

"Rumah saya di utara, enggak kena. Waktu itu, setahu saya yang rumah di selatan tahu-tahu sudah (tertimpa longsor)," jelasnya.  

Mike (31), warga lainnya juga memberikan kesaksian yang sama. Ia mendengar suara gemuruh setelah menunaikan salat maghrib.

"Pas waktu berdoa ada suara kayak mobil, ternyata longsor sudah nggak bisa lari," ujar Mike.

Mike bersama suami dan anak-anaknya berhasil menyelamatkan diri. Mereka kabur ke tempat yang lebih aman.

"Ini baru kejadian (longsor) pertama kali, enggak ada tanda-tanda. Seharusnya alarmnya bunyi, ternyata alarm nggak bunyi terus longsor," jelas Mike. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kesaksian Korban Longsor Nganjuk: Setelah Shalat Maghrib, Ada Suara seperti Lesus..."

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved